Kamis, 30 Maret 2017

Cara Berargumentasi Politik



Sesuai  gaya Amerika pidato dan argumen politik dipolarisasikan antara kubu konservatif dan kubu moderat.

Selasa, 21 Maret 2017

Mencari Pengikut Melalui Film


Waspada menikmati tayangan film. Jangan terpengaruh oleh propaganda dan ajakan gaya hidup durhaka. Dalam film banyak peran yang dimainkan membangun kisah-kisah. Ibarat cermin kehidupan, kisah film bisa apa saja. Baik, buruk, salah, benar dll.

Devie Rahmawati, S.Sos., M.Hum Pengamat Sosial memberitahukan bahwa :
  • Tayangan media (termasuk film) memiliki potensi besar mempengaruhi tindakan, prilaku dan gaya hidup penontonnya;
  • Film mempu membuat penonton percaya yang dilihatnya sebagai kebenaran;
  • Adegan dalam film dianggap biasa dan tidak salah bila dilakukan;
Pengaruh tersebut disebutnya sebagai Bandwagon effect.

Karya film belakangan ini sering menyisipkan kontent gay dalam adegannya. Mengapa ? Menurut Devie, konten gay sengaja disisipkan agar jumlah pengikut gaya hidup itu semakin bertambah. Karena didorong oleh motiv adanya sifat alamiah manusia yang berusaha menambah jumlah golongannya.

Berikut copy pemberitaan selengkapnya :

Konten Gay dalam Film Lebih Berdampak pada Anak

Sabtu, 18 Maret 2017

Keberadaan konten LGBT dalam media publik seperti film diakui pengamat sosial akan memberikan dampak kepada masyarakat. Dampak tersebut akan lebih bertahan lama bila menyasar kalangan muda.

"Tayangan di media, khususnya film, memiliki potensi besar untuk memengaruhi tindakan, perilaku dan gaya hidup penontonnya," kata pengamat sosial budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Devie menjelaskan film mampu membuat orang menganggap apa yang ditayangkan itu adalah sebuah kebenaran.

Dengan tampil di media, orang akan berfikir bahwa tindakan itu merupakan hal biasa yang tidak salah apabila dilakukan.

"Efek itu dikenal dengan istilah Bandwagon effect," ujar Devie.

Bagi mereka yang kontra LGBT, kata Devie, tayangan di media bebas itu tentu akan ditolak karena dianggap memberikan wacana bagi anak-anak bahwa gay adalah hal yang biasa.

Menurut Devie, di Hollywood konten gay sengaja disisipkan agar jumlah pengikut gaya hidup itu semakin bertambah.

Devie menjelaskan, hal ini terjadi karena sifat alamiah manusia yang berusaha menambah jumlah golongannya.

Dia menjelaskan, budaya LGBT itu membutuhkan medium untuk sosialisasi ke berbagai belahan dunia. Devie menilai film merupakan salah satu sarana paling efektif karena memiliki banyak penggemar di seluruh dunia.

"Ideologi apa pun itu, LGBT atau lainnya pasti mengharapkan pendukung lebih banyak untuk meyakini budaya itu, film jadi salah satu medium," kata Devie.

Lebih lama

Adanya konten gay dalam film anak-anak juga bukan tanpa alasan. Devie menyebut gay di film anak-anak akan memberikan banyak keuntungan bagi penyebar konten, dibanding menyisipkannya dalam film dewasa.

"Kalau orang dewasa kan masa hidup mereka tinggal sebentar, kalau anak-anak ini keuntungan yang sangat banyak karena mereka hidup lebih lama," tutur Devie.

Kontroversi terkait konten LGBT dalam film menyeruak setelah sutradara Beauty and the Beast, Bill Condon, mengatakan bahwa akan ada karakter gay dalam film tersebut yang diwakilkan oleh LeFou.

LeFou dikisahkan menyimpan hasrat kepada sahabatnya, Gaston. Dan karakter gay ini disebut Condon adalah yang pertama bagi Disney.

Ucapan tersebut menyebabkan kontroversi dan penolakan di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, tokoh agama Kristen mengajak untuk memboikot film ini.

Di Rusia, legislator meminta negara tersebut menolak penayangan Beauty and the Beast meski pada kemudian rencana pembatalan itu.

asib Beauty and the Beast tidak terlalu bagus di Malaysia dan Singapura. Di Negeri Jiran, film ini kena sensor pemotongan adegan LeFou yang kemudian berujung Disney menarik film tersebut.

Sedangkan di Indonesia, Beauty and the Beast lolos sensor namun dengan status untuk 13 tahun ke atas. (end/rsa)

copy dari : CNN Indonesia

Rabu, 15 Maret 2017

Keunggulan Manusia dan Keunggulan Karyanya

Apa hal terakhir yang membuat manusia berbeda dari mesin?

Oleh :  Viktor Mayer-Schonberger

13 Maret 2017

Jika komputer sudah melakukan hal-hal yang dulu merupakan pekerjaan yang sangat manusiawi maka apakah artinya menjadi manusia di masa depan?


Salah satu berita paling penting dari AS di awal 2017 bukan berasal dari Gedung Putih, atau akun Twitter Donald Trump.

Namun ia tersembunyi dalam laporan yang dibuat bersama California Department of Motor Vehicles (DMV) dan dibuka untuk publik di situs web DMV.

Laporan tersebut memapar upaya Google (atau lebih tepatnya anak perusahaannya, Waymo) untuk mewujudkan kendaraan tanpa pengemudi.

Tertulis dalam laporan bahwa pada tahun 2016, mobil tanpa pengemudi ciptaan Google telah menempuh jarak 1.023.330km dan membutuhkan intervensi manusia 124 kali. Itu berarti satu intervensi pada setiap 8.047km mobil itu berjalan tanpa pengemudi.

Akan tetapi, yang lebih menakjubkan ialah kemajuan yang mereka capai dalam satu tahun: intervensi manusia berkurang dari 0,8 kali per seribu mil (1609,344km) menjadi 0,2, yang berarti peningkatan kinerja sebesar 400%.

Dengan kemajuan sepesat itu, mobil Google akan melampaui kemampuan mengemudi saya pada akhir tahun ini.

Dahulu, mengemudi tampak seperti keterampilan yang sangat manusiawi. Tapi kita juga berpikir begitu tentang catur. Kemudian komputer mengalahkan pecatur juara dunia, berkali-kali.

Permainan strategi Go menggantikan catur sebagai uji litmus untuk daya pikir manusia; hingga 2016, ketika komputer mengalahkan salah seorang pemain Go profesional kelas dunia. Komputer IBM bernama Watson memenangkan kuis Jeopardy - hal lain yang dianggap sebagai domain manusia. Dan sekarang computer membagi waktunya antara mengenali kanker kulit dengan membuat resep masakan, dan sebagainya.

Jika komputer sudah melakukan hal-hal yang dulu merupakan pekerjaan yang sangat manusiawi - yang membutuhkan pengetahuan, strategi, bahkan kreativitas - maka apakah artinya menjadi manusia di masa depan?

Beberapa orang khawatir bahwa mobil dan truk tanpa pengemudi akan menggantikan jutaan supir profesional (mereka benar) dan mengubah seluruh industri (ya!). Tapi saya khawatir tentang anak laki-laki saya yang berusia enam tahun. Akan seperti apa perannya di dunia tempat mesin telah mengalahkan manusia di berbagai bidang? Apa yang akan ia lakukan, dan bagaimana hubungannya dengan mesin-mesin yang semakin pintar ini? Akan seperti apa kontribusi dia dan kawan-kawan sesama manusianya di dunia yang ia huni?

Dibandingkan komputer, ia tak akan bisa menghitung atau menyelesaikan persamaan matematik lebih cepat. Ia tak akan bisa mengetik lebih cepat, mengemudi lebih baik, atau bahkan menerbangkan pesawat dengan lebih aman.

Ia mungkin tetap bisa bermain catur dengan kawan-kawannya, namun karena ia manusia, ia tak akan punya kesempatan menjadi pemain catur terbaik di seluruh dunia. Ia mungkin tetap menikmati bicara dengan berbagai bahasa (seperti yang ia lakukan saat ini), namun dalam kehidupan profesionalnya keterampilan itu mungkin bukan lagi keunggulan kompetitif, jika kita mempertimbangkan perkembangan mesin alih-bahasa real-time belakangan ini.

Sebenarnya, semuanya kembali kepada satu pertanyaan sederhana: Apa yang begitu spesial dalam diri kita, dan apa yang membuat kita tak tergantikan? Pastinya bukan keterampilan seperti aritmatika atau mengetik, yang telah dikuasai dengan baik oleh mesin. Juga bukan rasionalitas, karena dengan semua bias dan emosi kita, manusia lemah tentang hal itu.

Jadi mungkin kita bisa memikirkan kualitas di ujung lain spektrum: kreativitas radikal, orisinalitas irasional, bahkan sedikit kegilaan tidak logis, sebagai ganti logika yang kaku. Ibarat dalam cerita Star Trek, kita menjadi lebih mirip Kirk daripada Spock.

Sejauh ini, mesin kesulitan meniru kualitas ini: lompatan keyakinan yang 'gila,' cukup sewenang-wenang sehingga tidak bisa diprediksi oleh bot, namun lebih dari sekedar tindakan acak. Kesulitan mesin adalah kesempatan kita.

Saya tidak menyarankan agar kita menyerah untuk menggunakan akal sehat, logika, dan pemikiran kritis. Justru karena saya sangat menghargai nilai rasionalitas dan pengetahuan, saya yakin kita bisa sedikit merayakan kebalikannya.

Saya juga bukan seorang luddite (pembenci teknologi). Malah sebaliknya. Jika kita terus berupaya menyempurnakan mesin pemroses informasi itu dan membuat mereka beradaptasi dan belajar dari setiap interaksi dengan lingkungan, dari setiap bit data yang dipasok kepada mereka, kita akan memiliki asisten rasional yang dapat membantu kita.

Mereka akan memberdayakan kita untuk mengatasi berbagai keterbatasan kita sebagai manusia dalam mengubah informasi menjadi keputusan rasional. Dan komputer pun akan semakin baik dan semakin baik lagi untuk hal itu.

Jadi kita harus mengarahkan kontribusi manusia terhadap pembagian pekerjaan ini untuk melengkapi rasionalitas mesin, bukan bersaing dengannya. Karena hal itulah yang akan selalu membedakan kita dari mereka, dan perbedaan inilah yang menciptakan nilai.

Jika saya benar, kira harus memelihara jiwa kreatif, sikap spontan, bahkan ide tak rasional dalam mendidik anak-anak kita. Bukan karena ketidakrasionalan itu merupakan sebentuk kebahagiaan tak terkira, namun karena sepercik kreativitas tak logis akan melengkapi rasionalitas mesin. Hal ini akan merupakan jaminan bahwa kita selalu punya tempat dalam evolusi.

Akan tetapi, sayangnya, sistem pendidikan kita belum siap berhadapan dengan Zaman Mesin Kedua yang akan datang ini. Seperti petani yang berkutat di pola pikir pra-industri, sekolah dan universitas kita terstruktur untuk membentuk siswa yang menjadi budak patuh rasionalitas, dan mengembangkan keterampilan yang usang dalam berinteraksi dengan mesin yang usang pula.

Jika kita memperlakukan tantangan yang datang dari mesin itu dengan sungguh-sungguh, kita perlu mengubahnya, dan dengan cepat. Tentu saja kita perlu terus mengajarkan pentingnya rasionalitas berdasarkan fakta, dan bagaimana fakta yang lebih akurat menuntun pada keputusan yang lebih baik.

Kita perlu membantu anak-anak kita belajar bagaimana cara terbaik bekerja dengan komputer-komputer pintar untuk menyempurnakan proses pengambilan keputusan manusia.

Namun hal paling penting ialah kita harus mempertahankan perspektif jangka panjang di benak kita: bahwa meskipun komputer akan lebih pintar dari kita, kita tetap bisa menjadi yang paling kreatif, jika kita menganggap kreativitas sebagai salah satu sifat yang mendefinisikan sifat manusia. Misalnya ide-ide tak rasional yang lucu, atau luapan emosi.

Karena jika tidak, kita tak akan cukup bernilai dalam ekosistem masa depan, dan itu membuat dasar eksistensi kita menjadi pertanyaan.

Kita sebaiknya memulainya sekarang juga. Karena ketika eksistensi dan tujuan kemanusiaan menjadi taruhan, maka hanya berfokus pada politik partisan dan media sosial presiden AS akan tak lebih sia-sia dibanding menyusun ulang posisi kursi dek di kapal Titanic.

copy dari bbc-indonesia

Selasa, 07 Maret 2017

Jual Beli Akun Yahoo dan Gmail

Lebih dari 1 Juta Akun Yahoo! dan Gmail Dijual di Dark Web

Twitter - 7 Maret 2017

Sebuah akun di pasar perdagangan dark web dilaporkan menjual lebih dari 1 juta akun Yahoo! dan Gmail yang telah dibobol. Dari akun yang diretas itu, penjual turut menyertakan username, e-mail, dan juga password korbannya.

Dikutip dari IB Times, Selasa (7/3/2017), penjual denga akun SunTzu583 diketahui menjual 100.000 akun Yahoo! dari insiden pembobolan akun Last.fm pada 2012 seharga 0,0079 bitcoin (sekira USD10,75).

Tak hanya itu, ia pun menjual akun Yahoo! lainnya sebanyak 145.000 dari pembobolan data Adobe pada 2013 dan MySpace pada 2008. Akun-akun tersebut dijualnya seharga 0,0102 bitcoin.

Sementara akun Gmail yang dijualnya sebanyak 500.000 akun dengan harga 0,0219 bitcoin. Selebihnya ada 450.000 akun Gmail lain yang berasal dari pembobolan Dropbox, Adobe, dan lainnya yang dilakukan pada 2010 hingga 2016.

Biasanya akun-akun yang dijual tersebut bakal digunakan untuk tindakan kriminal seperti penipuan atau pun penyalahgunaan identitas lainnya. Oleh karena itu penting untuk selalu menjaga keamanan dan mengganti password.

copy dari : intelijen.co.id

Kasus Korupsi Mana yang Menggoncang Politik ?


“Skandal e-KTP Biasa Saja! Yang Bisa Guncang Politik itu Kasus Makelar Pajak Ipar Jokowi”

Tanggal twitter - 7 Maret 2017

KPK harus segera membongkar kasus suap pajak yang diduga melibatkan adik ipar Presiden Joko Widodo, Arif Budi Sulityo, agar masyarakat semakin percaya terhadap lembaga antirasuah itu.

Desakan itu disampaikan pengamat politik Muhammad Huda kepada intelijen (07/03). “Jangan sampai muncul persepsi publik bahwa suap ipar Jokowi telah dialihkan ke isu korupsi e-KTP, yang juga melibatkan orang-orang besar di negeri ini,” kata pengamat Muhammad Huda.

Menurut Huda, kasus suap pajak yang melibatkan ipar Jokowi menjadi sinyal bahwa di sekeliling mantan Wali Kota Solo itu tidak bersih dari skandal. “Kalau kasus ipar Jokowi ini lolos, berarti hukum di Indonesia tumpul ke atas,” tegas Huda.

Huda memperkirakan, kasus makelar pajak itu hanya berhenti di ipar Jokowi saja. “Bisa jadi hanya berhenti di ipar Jokowi. Walaupun masuk penjara, akan mendapat fasilitas khusus,” papar Huda.

Juru bicara KPK Febri Diansyah, mengatakan penyidik KPK akan mengusut peran Arif Budi Sulistyo dalam kasus dugaan suap pengurusan masalah pajak PT Eka Prima Ekspor Indonesia (PT EKP). Country Direktur PT EKP, Ramapanicker Rajamohanan Nair, telah menjadi terdakwa kasus itu.

“Arif diduga sebagai mitra bisnis dari terdakwa RRN (Ramapanicker). Arif juga diduga mengenal orang-orang yang berada di Ditjen Pajak. Kami akan buktikan posisi yang bersangkutan dengan pertemuan yang dihadiri Dirjen Pajak, termasuk apakah ada komunikasi yang membahas tax amnesty atau kewajiban pajak PT EKP,” ujar Febri (14/02).

Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Andi Arief menilai, kasus e-KTP merupakan kasus biasa yang tidak mengguncang dunia politik. Ini berbeda dengan kasus ipar Jokowi. “Kasus E KTP Menurut saya sih biasa aja, justru kasus ipar Jokowi makelar pajak bisa membuat guncangan politik,” tulis Andi Arief di akun Twitter @andiariefaa.

Mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini pun mempertanyakan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. “Sri Mulyani biasanya keras terhadap prilaku curang dalam keuangan negara seperti kasus ipar Jokowi dan Dirjen Pajak, kenapa sekarang berubah?” tanya @andiariefaa.
copy dari : inteljen.co.id



Kamis, 02 Maret 2017

Kehebatan Ahok dibanding Yusril

 

Yusril: Sebenarnya pak Ahok Lebih Hoki dari Saya

16

kamarberita.com – Pengacara kondang, yang juga menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta penantang terkuat petahana, Prof. Yusril Ihza Mahendra, menanggapi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaha Purnama atau Ahok yang menyebut Yusril sebagai pengacara yang lihai. Menurut Yusril, Ahok sebenarnya lebih lihai dari dirinya.
“Pak Ahok itu sebenarnya lebih hoki (beruntung). Entah kenapa dia hoki, saya gak tau juga,” kata Yusril di GOR Jakarta Timur, Jumat (16/9/2016).
Yusril mengungkapkan, ia harus menggugat sesuai dengan prosedur ke pengadilan bila ingin memperjuangkan sesuatu.
Salah satunya adalah gugatan kantor pengacara Yusril kepada Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di PTUN soal kerugian negara dari pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di DKI Jakarta.
Dalam gugatan itu, Yusril harus meyakinkan hakim bahwa dirinya benar. Untuk itu ia membawa saksi-saksi bahkan bisa sampai ke Mahkamah Agung, untuk membuktikan pendapatnya benar atau salah.
“Kalau Pak Ahok kan cuma satu kata, “BPK ngaco”. Dengan bilang “BPK ngaco”, KPK berhenti langsung seketika (mengusut),” kata Yusril.
Sindrian Yusril terkait kasus pembelian Rumah Sakit Sumber Waras oleh Pemprov DKI Jakarta. Dalam kasus itu, Ahok menganggap audit BPK tidak benar.
Sementara itu, KPK telah menyatakan bahwa pihaknya tidak menemukan adanya indikasi tindak pidana korupsi dalam kasus pembelian sebagian lahan milik RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ahok sebelumnya mengatakan pengacara kondang, Yusril Ihza Mahendra, lihai dalam menghadapi kasus-kasus hukum di Indonesia. Karena itu, Ahok menilai bisa saja gugatan tersangka kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS), Harry Lo, kepada BPKP dimenangkan oleh PTUN. (sp.kb)

copy dari : kamar berita

Rabu, 01 Maret 2017

Mahfud MD: Rekam Jejak Calon Hakim MK Pengganti Patrialis Harus Dicek


Rabu, 1 Maret 2017


JAKARTA - Panitia Seleksi (Pansel) Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) telah terbentuk. Pansel akan mencari pengganti mantan Hakim MK, Patrialis Akbar yang tersandung kasus dugaan suap di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pansel ini diketuai oleh mantan Hakim MK Harjono dan anggotanya Wakil Ketua Komisi Yudisial Sukma Violetta, mantan Hakim MK Mauarar Siahaan dan ahli hukum Todung Mulya Lubis.

Mantan Ketua MK, Mahfud MD menyampaikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena rekuitmen dilakukan melalui sebuah pansel. Di mana, menurut pendapat Mahfud, pansel ini diisi oleh orang-orang yang kredibel untuk melakukan seleksi.

"Saya baca di media massa nama-namanya cukup memberi jaminan sebagai orang-orang yang kredibel untuk menyeleksi orang yang baik," kata Mahfud ketika berbincang dengan Okezone, Rabu (1/3/2017).

Pihaknya berharap, pansel betul-betul mengamati rekam jejak para calon di mulai dari keahliannya akan konstitusi dan ketatatanegaraan hingga pemikirannya yang dikenal luas di tengah masyarakat.

"Karena banyak orang yang memenuhi syarat misalnya sudah doktor dan berumur sekian akan tetapi pemikirannya tidak dikenal luas oleh masyarakat sehingga enggak jelas juga apa visinya tentang MK ke depan," ulasnya.

"Misalnya dosen bisa dilacak dari perjalanan karirnya, kalau profesional di bidang penegakan hukum juga bisa dilacak dari pelaksanaan tugasnya," sambung dia.

Mahfud juga berpesan kepada pihak-pihak yang ingin melamar jadi hakim MK agar menyiapkan diri untuk bekerja dengan baik. Sebab, hakim MK itu adalah hakim yang negarawan.

"Hakim MK hakim yang negarawan dan tugasnya menyelamatkan negara agar negara berjalan sesuai konstitusi. Tidak boleh bercampur baur dengan kepentingan politik apalagi sampai jual beli kasus itu bahaya sekali," tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Pansel Hakim MK, Harjono mengatakan, sampai saat ini panitia sudah menerima berkas dari tiga orang pendaftar pengganti Patrialis Akbar. Pendaftaran calon Hakim MK sendiri dibuka hingga Jumat 3 Maret 2017.
(Ari)

copy dari : okezone