..mengenali gaya otoriter, yang harus dilawan...
Pemerintah otoriter doyan gunakan “kekerasan” untuk menghancurkan legitimacy gerakan damai (non-violence), utk tangkap oposisi & takuti rakyat agar tidak ikut gerakan damai. Itu terjadi di Malari 1974. Hariman dkk hanya demo damai, Ali Murtopo perintahkan cepak2 utk bakar Senen.— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 6, 2019
Tahun RR 2008, RR pimpin 40.000 orang demo anti kenaikan BBM (kami hanya setuju jika Mafia migas disikat dulu). Demo berjalan damai. Seminggu kemudian, 5 mobil pemerintah dibakar di Atmajaya. RR dituduh sbg otak dibelakang itu. Hoax & ngawur. Hanya cari2 alasan utk tangkap RR.— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 6, 2019
Yg perintahkan pembakaran di depan Atmajaya itu adalah ketua lembaga counter-intelligence. Media2 beritakan kasus itu hanya sesuai versi lembaga counter-intellegence, tidak ada cross-checking kepada RR. Media mainstream hanya jadi sekedar megaphone yg berkuasa.— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 6, 2019
Jika dilakukan penyidikan objektif, besar kemungkinan jika kerusuhan 21 Juni 2019 jam 10 malam, yg dipicu oleh preman2 bertato nyaris setengah badan (tato mahasiswa hanya 2-3 simbolik), bagian dari operasi otoriter yg sejenis. Untuk merusak image gerakan damai sbg ‘perusuh” dst.— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) July 6, 2019