Minggu, 03 Juli 2011

Kesesatan Berfikir - Kesesatan Relevansi

Melanjutkan tulisan Yulius Haflan di wikimu dot org.


Berbeda dengan kesesatan bahasa, kesesatan relevansi merupakan cara berfikir yang sesat yang terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang sesungguhnya, namun terarah kepada kondisi pribadi dan karakteristik personal seseorang (lawan bicara) yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi argumennya. Maksudnya, relevansi yang dibuat hanya berdasarkan kondisi tertentu atau hal-hal yang berhubungan dengan orang lain, sehingga terkesan dipaksakan meskipun dengan logika hal tersebut bisa saja benar. Ada semacam penalaran yang tidak menampakkan adanya hubungan logis antara premis dan kesimpulan, walaupun secara psikologis menampakkan adanya hubungan - namun kesan akan adannya hubungan secara psikologis ini sering kali membuat kita terkecoh.

Ada 14 jenis kesesatan relevansi yang bisa kita deteksi. Untuk pembahasan kali ini, saya hanya coba membahas 7 jenis kesesatan relevansi mengingat keterbatasan si penulis.

Argumentum ad Hominem 1
Argumentum ad hominem adalah suatu argumen yang diarahkan untuk menyerang manusia atau atribut yang dimilikinya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan suatu tindak pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen. Contohnya, Budi tidak bisa belajar karena matanya sakit. Kesesatan yang terjadi, bahwa tingkat kesuksesan prestasi siswa ditentukan oleh tingkat kesehatan mata siswa.

Argumentum ad Hominem 2
Argumentum ad hominem 2 mengacu pada hubungan yang ada di antara apa yang diyakini seseorang dan lingkungan di sekitarnya. Pada umumnya argumentum ad hominem 2 ini menunjukkan pola pikir yang diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi dan pengaguman kepentingan kelompok; yaitu: suka-tidak suka, kepentingan kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA. Contohnya, saya rasa dia tidak akan sukses karena dia berasal dari kalangan bawah.

Argumentum ad baculum
Argumentum ad baculum (baculus dalam bahasa Latin berarti tongkat atau pentungan) adalah argumen ancaman agar mendesak orang untuk menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan bahwa jika ia menolak akan membawa akibat yang tidak diinginkan. Kesesatan jenis ini sering sekali kita lakukan kepada anak-anak di bawah umur. Misalnya, 'Budi, jangan suka main-main melulu. Kalo masih suka main ntar gak dapat uang jajan'.

Argumentum ad misericordiam
Argumentum ad misericordiam (misericordiam bisa diartikan sebagai belas kasihan) adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan untuk menumbuhkan rasa belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan/ keinginan. Alasan ini biasanya dipakai oleh para penjahat yang tertangkap karena alasan ekonomi.

Argumentum ad populum
Argumentum ad populum adalah kesesatan berfikir yang dibuat untuk menghasut massa, rakyat, kelompok untuk membakar emosi mereka dengan alasan bahwa pemikiran yang melatarbelakangi suatu usul atau program adalah demi kepentingan rakyat atau kelompok itu sendiri. Argumen ini bertujuan untuk memperoleh dukungan atau membenarkan tindakan si pembicara. Jenis sesat fikir yang ini sering sekali muncul pada masa-masa kampaye Pemilu. Salah satu contoh konkret yang paling nyata adalah ketika Hitler menyulut emosi rakyat Jerman yang sedang krisis ekonomi dengan menyalahkan kaum Yahudi di sana sebagai penyebab krisis ekonomi.

Argumentum auctoritatis
Argumentum auctoritatis adalah sesat pikir di mana nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu logika bisa dikatakan benar bila tergantung pada siapa yang mengatakannya. Akan sangat berbeda bila saya mengatakan 'kamu bodoh' dan seorang profesor yang mengatakan hal itu. Bila saya yang mengatakan 'kamu bodoh' tentu akan dianggap sebagai penghinaan, meskipun dibeberkan sejumlah fakta yang mendukung. Berbeda kondisinya yang mengatakan hal itu seorang profesor, karena akan dipercaya perkataannya meskipun bisa jadi profesor itu hanya mengatakan hal itu hanya karena kesal.

Argumentum ad verecundiam
Argumentum ad verecundiam adalah argumentasi yang diberikan dengan sengaja tidak terarah kepada persoalan yang sesungguhnya tetapi dibuat sedemikian rupa untuk membangkitkan perasaan malu si lawan bicara, alias hanya untuk bikin malu yang diajak bicara. Misalnya, seperti iklan rokok yang berslogan 'Belum tua belum boleh bicara'.



diambil dari : wikimu.org