Saya tidak tahu apa maksudnya haram. Apakah karena alat transportasinya onta? Ataukah karena parlemennya masjid? Atau karena pertahanannya pakai panah? Otak yang sehat kan tidak memahami negara nabi dengan hal-hal itu. Tapi bagaimana substansi sebuah negara: keadilan/kemakmuran.
— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) April 5, 2022
Almukarrom Ustadz Shamsi. Yg Antum katakan ini jg sy katakan saat crmh di UGM. Negara menurut Islam yg sesuai ajarah nabi itu maqashid al syar'i atau substansinya, yakni, keadilan, kemakmuran, kejujuran, atau mashlahahnya. Maqashid syar'i bernegara itu sama, tp sistem ber-beda2. https://t.co/shBXiGxQgO
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Dalilnya, a.l: 1) mendirikan negara itu wajib, fithrah, sunnatullah. 2) Stlh Nabi Muhammad tdk ada lg Nabi dan wahyu Qur'an shg hukum baru hrs dibuat dgn ijtihad. 3) Al'ibrah fil Islam bil jawhar laa bilmadzhar (Bernegara dlm Islam yg penting substansi, bkn sistem-simboliknya)🙏.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Mnrt sy, mendirikan bernegara spt sistem yg dibangun Nabi itu haram, bs murtad. Sebab hal itu bs berarti hrs ada Nabi baru utk menjadi pemimpinnya. Pd-hal Nabi Muhammad adl "khatam al Nibyyiien" atau Nabi terakhir. Makanya yg terpenting adl "maqashid syar'ie" bkn sistemnya.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Dalilnya, a.l: 1) mendirikan negara itu wajib, fithrah, sunnatullah. 2) Stlh Nabi Muhammad tdk ada lg Nabi dan wahyu Qur'an shg hukum baru hrs dibuat dgn ijtihad. 3) Al'ibrah fil Islam bil jawhar laa bilmadzhar (Bernegara dlm Islam yg penting substansi, bkn sistem-simboliknya)🙏.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Komunikasinya tuntas , Ustadz. Penulisan beritanya yg tak tuntas. Dan Antum berkomentar tanpa minta rekaman ceramah sy di UGM. Begini pokok ceramah sy di UGM: Menurut Islam mendirikan negara itu wajib sbg alat utk beribadah. Buktinya, Nabi mendirikan negara. Mau bantah? Tdk, kan? https://t.co/7Xv9tD6GWB
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Tp mendirikan "sistem" bernegara spt yg dibangun haram (murtad). Sbb negara yg dibangun Nabi kepala negaranya adl Nabi. Pembuat hukum (legislasi) Allah dan Nabi, hakimnya jg Nabi sendiri. Nah, skrng tak ada Nabi. Muhammad adl Nabi terakhir. Tak ada Nabi baru yg bs jd kep. negara.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Maka haram mendirikan "sistem" bernegara spt yg dibangun Nabi. Sistem stlh Nabi itu dibangun sbg hsl ijtihad yg hasilnya ber-macam2 dari era ke era dan dari area ke area. Skrg sj ada minimal 57 sistem bernegara hsl ijtihad ummat Islam. Apakah Antum menentang hadits ttg Ijtihad?
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 6, 2022
Pemahaman atas pernyataan Mahfud MD agar diikuti penjelasannya sebaik-baiknya dengan mengikuti ceramah terawih berikut, dan tulisan di kompas (arsip)
Buya Yahya menjawab penanya atas pernyataan Mahfud MD tentang haramnya menerapkan sistem teokrasi pemerintahan Nabi yang sama dengan perlunya mengangkat Nabi sebagai kepala negara. Bagi Buya Yahya ada benarnya, namun memberikan penjelasan kepada penanya untuk tidak salah paham dalam memahami.