Kamis, 26 Juli 2018

Pemanfaatan Big Data di BI

Empat pilot project big data BI siap dipublikasikan rutin setiap bulan

Kamis, 26 Juli 2018
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, sekitar 30% bank sentral di dunia turut memanfaatkan big data. Salah satunya, bank sentral Indonesia sejak tahun 2014 lalu.
Dalam proses membangun pondasi yang kokoh untuk pemanfaatan big data, BI telah melaksanakan sejumlah pilot project yang menghasilkan sejumlah indikator baru yang mendukung proses perumusan kebijakan BI. 

Diantaranya,
  • indikator job vacancy,  
  • indikator pasar properti
  • identifikasi struktur keterkaitan pelaku dalam sistem pembayaran, dan 
  • identifikasi persepsi masyarakat terhadap perekonomian Indonesi serta ekspektasi terhadap kebijakan BI.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurniati mengatakan, saat ini secara rutin BI telah mengolah data-data mentah tersebut setiap bulan. Rencananya, hasil olahan data mentah itu akan dipublikasikan di website Bank Indonesia.
"Kami sedang dalam proses memfinalisasi. Empat project itu sudah siap keluar. Tapi kami harus punya kalender penerbitan tertentu yang kami komit ke tanggal tersebut. Mungkin bisa (dipublikasikan) per bulan," kata Yati.
Menurutnya, BI juga berkomunikasi dengan industri-industri terkait agar mereka juga bisa mengakses data. Dengan demikian, data tersebut bisa digunakan untuk kepentingan industri dan memperluas akses BI sendiri.

copy dari : kontan.co.id

BI bangun empat pilot project big data

Kamis, 26 Juli 2018

Pemanfaatan big data di Tanah Air semakin meluas dalam beberapa tahun belakangan, khususnya oleh industri komersial. Instansi pemerintah di Indonesia pun telah mulai memanfaatkannya. Makanya, Bank Indonesia (BI) juga tak mau ketinggalan.
Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, sekitar 30% bank sentral di dunia turut memanfaatkan big data. Salah satunya, bank sentral Indonesia sejak tahun 2014 silam.

Menurut Erwin, pengetahuan baru, kecepatan dalam memproses, dan tempat penyimpanan data yang luas, memungkinkan bagi dunia mengembangkan big data saat ini. Maanfaat big data pun sangat banyak, utamanya yaitu menutup kesenjangan data. Bagi BI, big data memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan kebijakan strategis bank sentral.
"Kalau kita mengharapkan data statistik yang dipublish, itu kita akan sangat tergantung dengan waktunya. Dengan adanya big data, kita bisa gunakan dalam waktu yang lebih cepat," kata Erwin saat konferensi pers seminar internasional big data, Kamis (26/7).
Dalam proses membangun pondasi yang kokoh untuk pemanfaatan big data, BI telah melaksanakan sejumlah pilot project yang menghasilkan sejumlah indikator baru yang mendukung proses perumusan kebijakan BI. 

Pertama, indikator job vacancy. Proyek ini menggunakan sumber data tidak terstruktur (unstructured data) berupa teks iklan lowongan pekerjaan di portal lowongan pekerjaan online dan media cetak. Sumber data tersebut berpotensi digunakan sebagai leading indicator untuk indikator ketenagakerjaan yang kini tersedia secara semesteran.
"Kalau makin banyak lowongan pekerjaan yang dibuka oleh industri, itu indikasi bahwa ekonomi growing," kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Yati Kurniati.

Kedua, indikator pasar properti. Proyek ini akan menjadi pelengkap survei harga properti triwulanan BI yang telah ada. Selain itu, sama dengan proyek sebelumnya, proyek ini juga berpotensi digunakan sebagai leading indicator untuk mengetahui keadaan ekonomi terkini.
"Kalau kami survei, itu setiap triwulan dari coverage-nya terbatas. Sekarang ini kami sudah covering sekitar 55 kota besar baik yang tersedia di portal online, maupun yang kita text mining dari koran-koran," tambah Yati.

Ketiga, identifikasi struktur keterkaitan pelaku dalam sistem pembayaran. Berbeda dengan dua proyek sebelumnya, proyek ini menggunakan sumber data terstruktur berupa data transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Hasil pengolahan data ini kemudian digunakan sebagai indikator untuk pengawasan dalam rangka memitigasi risiko sistemik di sistem keuangan.

Keempat, identifikasi persepsi masyarakat terhadap perekonomian Indonesia, maupun ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan Bank Indonesia. Proyek ini menghasilkan indikator ketidakpastian atas kebijakan ekonomi yang disebut indeks Economic Policy Uncertainty (EPU).

copy dari : kontan.co.id