Selasa, 01 Mei 2018

Akun Anonim Twitter Banjiri Asia Tenggara



1 Mei 2018

intelijen – Sejumlah kalangan menilai fenomena Botmageddon atau lonjakan tajam kemunculan akun Twitter baru yang anonim harus diwaspadai. Pihak tertentu disinyalir berniat memanipulasi publik secara massal lewat media sosial untuk mengegolkan kepentingannya, termasuk agenda politik.

Anda pengguna Twitter? Apakah jumlah follower Anda dua bulan terakhir ini melonjak tajam hingga ratusan bahkan ribuan akun? Jangan senang dulu. Apabila sebagian besar akun follower Anda tanpa foto profil, banyak yang namanya mirip dan baru melakukan 1-2 tweet (kicauan), Anda justru patut curiga.

Inilah fenomena Botmageddon atau “gelombang pasang” kemunculan akun anonim Twitter yang sedang melanda Asia Tenggara dan Asia Timur. Akun-akun anonim yang lazim disebut bot ini disinyalir dikerahkan pihak tertentu untuk sewaktu-waktu berkicau atau melakukan re-tweet agar dapat mempengaruhi persepsi masyarakat atas sebuah isu.

Entrepreneur teknologi asal Kamboja Maya Gilliss-Chapman yang kini bekerja di Silicon Valley memperingatkan bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi Maret-April ini. Akun Twitter dia, @MayaGC, dibanjiri follower pengguna baru Twitter dalam jumlah banyak. “Saya mendapat lebih dari 1.000 follower baru sejak awal Maret. Jadi, itu kira-kira meningkat 227% dalam hanya sebulan,” katanya dikutip Hongkongfp.com.

Meski banyak orang mungkin akan senang dengan peningkatan popularitas semacam ini, Maya justru curiga. Apalagi dia sebelumnya pernah bekerja di perusahaan teknologi untuk memberantas spam. Maya tak langsung melakukan follow back (balas mengikuti) akun-akun tersebut. Dia justru melaklukan riset, menyelidiki satu per satu. Hasilnya, ada kesamaan yang mencurigakan!

Akun-akun baru ini kebanyakan tidak memiliki foto profil, punya nama yang mirip, baru dibuat dan sangat jarang berkicau. Di sisi lain, akun-akun tersebut ternyata mengikuti seorang pengguna Twitter ternama di Kamboja termasuk para jurnalis, tokoh bisnis, akademisi dan selebritas.

Maya lantas merilis temuannya secara online. Dia menjelaskan bagaimana akun-akun itu dibuat oleh sejumlah operator tak dikenal yang berupaya keras menyembunyikan identitas asli mereka. Beberapa waktu kemudian, para pengguna Twitter di Thailand, Vietnam, Myanmar, Taiwan, Hong Kong dan Sri Lanka juga menemukan fenomena yang sama. Jumlah follower mereka meningkat drastis. Rata-rata menggunakan nama lokal dan jarang aktif berkicau. Seolah menunggu komando untuk berkicau bersama dan menjalankan misi tertentu

https://www.intelijen.co.id/akun-anonim-twitter-banjiri-asia-tenggara/