Sikap Jepang terhadap nuklir bukan ironi, tetapi soal visi dan problem solving.
Terjadi tanggl 6 Agustus 1945 sekitar pukul 8.15 waktu setempat. Banyak warga AS percaya serangan bom atom itu mempercepat penghentian konflik berdarah dan menyelamatkan lebih banyak orang. Maka, dengan penalaran seperti itu, warga AS banyak yang menyepakati aksi pemboman itu. Barack Obama menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima pada Mei, tahun lalu.
Jepang adalah satu-satunya negara yang mengalami serangan bom atom pada
1945. Ada dua serangan nuklir di pengujung Perang Dunia II. Pihak
penyerangnya adalah AS, bom nuklir dijatuhkan di Hiroshima pada 6
Agustus 1945 dan di Nagasaki pada tiga hari kemudian.
Pemerintah Jepang secara rutin mengemukakan bahwa mereka membenci
senjata nuklir. Namun pertahanan nasional negara ini telah diatur di
bawah payung nuklir Amerika Serikat (AS).
(kutip dari detik.com 6 Agustus 2017).
Peringatan tahun 2016, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga menyatakan komitmen Jepang
untuk mengupayakan perdamaian dunia. Salah satunya, dunia yang bebas
penggunaan nuklir untuk senjata. "Kita tidak boleh mengalami pengalaman tragis Hiroshima dan Nagasaki terulang kembali," ucap Abe.
Pernyataan ini seakan menanggapi pernyataan calon presiden Amerika
Serikat dari Partai Republik, Donald Trump (saat itu), beberapa waktu lalu.Trump menyatakan untuk memberi kesempatan Jepang dan Korea Selatan
untuk mengembangkan senjata nuklir sendiri. Dengan demikian, kedua
negara itu tidak perlu mengandalkan AS dalam perlindungan dari ancaman
nuklir Korea Utara
Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui pun mengapresiasi kunjungan Obama 27 Mei 2016, "Kata-kata Presiden (Obama) memperlihatkan bahwa dia tersentuh dengan
semangat Hiroshima, yang menolak untuk menerima segala bentuk 'kejahatan
absolut'," katanya.
(kutip dari kompas.com 6 Agustus 2016).