Senin, 19 Juni 2017

Sejarah yang Tidak Boleh Dilupakan

"INILAH SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DI LUPAKAN OLEH KITA SEMUA."


Tgl 31 Oktober;1948 :
Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).

Akhir November 1948 :
Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain : Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.

Tgl 19 Desember 1948 :
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.

Tahun 1949 :
PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.

Awal Januari 1950 :
Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban.
 Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semuanya berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.

Tahun 1950 :
PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.

Tgl 6 Agustus 1951 :
Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yg ada.

Tahun 1951 :
Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yg sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.

Tahun 1955 :
PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.

Tgl 8-11 September 1957 :
Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasinya tapi ditolak oleh Soekarno.

Tahun 1958 :
Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.

Tgl 15 Februari 1958 :
Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontak kan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.

Tanggal 11 Juli 1958 :
DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.

Bulan Agustus 1959 :
TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.

Tahun 1960 :
Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dgn demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.

Tgl 17 Agustus 1960 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.

Medio Tahun 1960 :
Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dgn keanggotaan mencapai 2 Juta orang.

Bulan Maret 1962 :
PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.

Bulan April 1962 :
Kongres PKI.

Tahun 1963 :
PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dgn Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.

Tgl 10 Juli 1963 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.

Tahun 1963 :
Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ.Muttaqien, KH.Soleh Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari Umar.

Bulan Desember 1964 :
Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.

Tgl 6 Januari 1965 :
 Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.

Tgl 13 Januari 1965 :
Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.

Awal Tahun 1965 :
PKI dgn 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).

Tgl 14 Mei 1965 :
Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.

Bulan Juli 1965 :
PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dgn dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.

Tgl 21 September 1965 :
Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.

Tgl 30 September 1965 Pagi :
 Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.

Tgl 30 September 1965 Malam :
Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut jg GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT.Haryono, Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. PKI jg menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J.Leimena yg bersebelahan dgn Rumah Jenderal AH.Nasution. PKI jg menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yg baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi Perisai Ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhir'y wafat pd tanggal 6 Oktober 1965.
G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu :
  • Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan 
  • Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta 
  • Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi. 

Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain :
  • Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief.
  • Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi.
  • Angkatan Udara : Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono. Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.

Tgl 1 Oktober 1965 :
PKI di Yogyakarta jg Membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil Alih Kekuasaan.

Tgl 2 Oktober 1965 :
Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.

Tgl 6 Oktober 1965 :
Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.

Tgl 13 Oktober 1965 :
Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.

Tgl 18 Oktober 1965 :
PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.
Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yg dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

Tgl 19 Oktober 1965 :
Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.

Tgl 11 November 1965 :
PNI dan PKI bentrok di Bali.

Tgl 22 November 1965 :
DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.

Bulan Desember 1965 :
Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.

Tgl 11 Maret 1966 :
Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.

Tgl 12 Maret 1965 :
Soeharto melarang secara resmi PKI.

Bulan April 1965 :
Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.

Tgl 13 Februari 1966 :
Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tdk ada partai yg Pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI”

Tgl 5 Juli 1966 :
Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH. Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.

Bulan Desember 1966 :
Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pd tahun 1967.

Tahun 1967 :
Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.

Bulan Maret 1968 :
Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.

Pertengahan 1968 :
TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI. Dari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di Seluruh Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.

Dari tahun 1998 s/d 2015
 Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yg dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI.
Sejarah Kekejaman PKI yg sangat panjang, dan jgn biarkan mereka menambah lg daftar kekejamannya di negeri tercinta ini..

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.

Aamiin yaa robbal aalamiin..


copy dari BC muslim_cyber4rd_bersatu (MCB)

Jumat, 09 Juni 2017

BC - Qatar oh Qatar

QATAR OH QATAR
Arum Kusumaningtyas (Analis Politik UGM)

I don't know...Timur Tengah tidak pernah menjadi topik favorit saya dalam pembahasan-pembahasan kebijakan politik luar negeri Indonesia dari dulu. Tetapi yaaaa...terpaksa I have to chew it all. Namanya juga pekerjaan toh. Dan percaya atau tidak, dampaknya bagi Indonesia tidak pernah signifikan lho.
Kerjasama Indonesia dengan negara-negara teluk yang tergabung di Liga Arab tidak pernah memberi dampak signifikan untuk perekenomian kita. Sehingga kerjasama Indonesia dengan Negara- negara Liga Arab itu selalu dibungkus dengan kerjasama ketenaga kerjaan dan kerjasama budaya yang parameternya masih kaboooorrrr. Huehehehe :D
Qatar itu kalau saya analogikan macam remaja cerdas dan sedikit bengal. Dia paham celah dan mengambil keuntungan disitu. Eh..eh, tahu gaaak siiih...Sebelum pada ikut heboh ribut masalah Timur Tengah yang nanti pasti akan sampai perkara Sunni dan Syiah, Hamaz, Ihwanul Muslimin, Wahabi, ISIS, Israel, Jalur Gaza, dkk...which is not my expertise neither my interest. I just think we should see further more behind the curtain of this Gulf problem for the sake of Indonesia....and that is, my friends, are my interest. ELING LAN WASPODO!!!
Tadi udah saya sebut ya Qatar itu kayak anak pintar dan bengal. Kenapa? Hehehe, tau gak pangkalan udara militer milik AS dimana? Atau fakultas kedokteran milik AS yang pertama kalinya terletak di luar benua Amerika dan berafiliasi dengan universitas prestisius Ivy League : Weill Cornell Medicine School ? Yak, tuuul. QATAR!!! Tetapi yaaaaa.....di Qatar itu juga ada head quarter nya Al Jazeera. Media prestisius yang garang terhadap AS dan Uni Eropa yang dalam waktu singkat mampu menjadi penyeimbang 2 kantor berita besar untuk liputan kawasan teluk: CNN dan BBC. Saham Al Jazeera memang mayoritas dikuasai oleh keluarga Emir Qatar.
Demi menjaga netralitas Al Jazeera ya tuan dan puan semua, Emir Qatar itu menghibahkan sebuah lahan super besar jauh dari Doha dan dijadikan lokasi kantor Al Jazeera itu setara dengan kawasan diplomatik. Jadi siapa saja tidak bisa keluar masuk seenaknya, termasuk Pemerintah Qatar. Untuk masuk ke studio nya yang super canggih saja, dari pintu gerbang penjagaan pertama dimana passport dan ID kita mulai di cek adalah sekitar 5 km an. Yep...saya pernah ke Markas Al Jazeera. Lucky girl I am!  ;)
Nah...posisi unik Qatar ini di Timur Tengah tak lepas dari kepiawaian diplomasi sang ratu, Syeikha Mozah bint Nasser. Berbeda dengan posisi ratu-ratu lain di negara teluk, bahkan Ratu Rania dari Jordania. Syeikha Mozah memiliki posisi penting dalam pemerintahan Emir Qattar. Jabatan resmi Syeikha Mozah adalah Ketua Dewan Kualitas Pendidikan Qatar dan beliau lah sosok yang berhasil membuat AS tunduk dengan Pemerintah Qatar: I gave you land for your Air Force Base in Gulf. But you will give me Ivy League University in my country. Whoalla....Cornell University lah yang selama ini terbiasa sebagai salah satu alat diplomasi luar negeri AS yang dipilih. Hmmm, andai saya jadi Syeikha Mozah...saya akan menuntut Harvard atau John Hopkins yang harus membuka Fakultas Kedokteran di Doha, Qatar. Karena dua nama itu adalah lambang American Pride dan kitab sucinya dunia kedokteran modern saat ini. Namanya usaha gak boleh setengah-setengah kan? Percaya deh...tidak ada zero sum game dalam bidang diplomasi! ;)
Kok kedokteran...gimana pun juga Qatar itu masih kerajaan Sunni dimana perempuan hanya boleh belajar keguruan dan kedokteran. Syeikha Mozah adalah seorang Doktor di bidang Sosiologi, beliau paham bahwa masalah yang dihadapi kaum hawa di negaranya adalah proses eksistensi perempuan dimana pendidikan adalah kunci. Selain itu informasi, nah...jadi pahamkan kenapa Al Jazeera bisa mendapat banyak keistimewaan di Qatar? Bahkan Syeika Mozah menjadi supervisor langsung acara-acara anak di Al Jazeera ini. She is riding the wave of change for her country.
Okay, lanjut. Siapa yang memboikot Qatar? Negara-negara yang tergabung di Liga Arab yang pagi ini berkembang menjadi 7 negara, dimana semuanya dimotori oleh 4 negara, yaitu: 1) Saudi Arabia; 2) UEA; 3) Bahrain; 4) Mesir. Siapa mereka? Sekutu 'jinak' Amerika Serikat di kawasan teluk. Nurut, anak baik-baik....get the point? Apa sih kepentingan AS? MINYAK. Wilayah teluk dan Liga Arab adalah turunan dari Marshal Plan milik AS...kawasan ini lah yang merupakan lokasi PEARL OF STRING, pembelokan rute SILK OF ROAD. Jejak peradaban yang coba dibangun Amerika Serikat Pasca Perang Dunia II ( ingat postingan saya sebelumnya: Silk Road & Abad 21) yang menjadikan AS berkembang sebagai negara super power dengan penguasaan komoditas terpenting saat itu, MINYAK sebagai sumber energi karena negara-negara itu sedang giat membangun menuju negara industrial.
Nah...itu sebabnya Trump melakukan kunjungan kerjanya pertama kali sebagai Presiden AS ke Timur Tengah...mengamankan PEARL OF STRING yang merupakan basis & sumber finansial super power AS selama ini. Make America Great Again!--Janji Kampanye TRUMP. Qatar ini juga unik karena di negara ini bukan hanya MINYAK, dia juga memiliki cadangan LNG buesaaar. Sesuatu yang belum dimiliki AS...padahal Russia dan China sudah punya stok banyak LNG, proven maupun potential :D
Alasan pemboikotan? Jiaaah, kalo itu mah gampaaaang. Serahkan ke spin doctor Washington DC. Ribuan alasan bisa dibikin, seperti yg saya utarakan di atas tadi. Goreng-goreng dikit...boom, heboh & panas deh. Eskalasi konflik besar-besaran. Sunni-Syiah pasti laku, tinggal jadiin Iran sebagai kambing hitam. Atau hantam dengan masalah aliran garis keras dan pro terorisme dimana Ikhwanul Muslimin sebenarnya adalah urusan perebutan kekuasaan domestik Mesir. Nah nah...podo wae to? Banyak pihak yang ikut keplok ketika ricuh terjadi atas nama agama/ keyakinan.
Nulis dowo-dowo. Marai puyeng gak ono hubungane ama Indonesia to? Hiks...kata siapa? Sejak tahun 2006, Indonesia dan Qatar menjalin banyak kerjasama dibidang non mainstream negara-negara teluk. Apa itu? Bidang Agrikultur a.k.a Pertanian, Pendidikan, Jurnalisme dan Teknologi Informatika. Tuuuh! Gak kebayang to?
Turunannya? Indonesia dan Qatar mengembangkan bibit-bibit padi lokal yang dalam Petunjuk Teknis Pertanian Deptan (Kementan sekarang) menjadi bibit inbrida! Dengan piloting project awal di kawasan Purwakarta, Indramayu, dan Sukabumi.
Next, bidang pendidikan. Ingat gerakan INDONESIA PINTAR, INDONESIA SEHAT, INDONESIA MEMBACA yang banyak banget dinyinyirin orang-orang saat itu karena menjadi program SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu)...itu kawan, hasil kerjasama Syeikha Mozah dengan Bu Ani SBY. Bukan dana APBN.
Lanjut lagiiiii.....untuk jurnalisme, tahu berapa jumlah wartawan kita yang selanjutnya mendapat pelatihan Jurnalisme di Al Jazeera? 30 orang setiap gelombangnya dimana wartawan diseleksi oleh kedua pemerintahan.
Ada lagi lhooo...untuk bidang Teknologi Informasi. Qatar melalui Qtel menguasai 65% saham Indosat dengan berinvestasi sebesar USD 3 miliar, sehingga kita melihat pertumbuhan pesat Indosat di tahun 2010. Lihat investasi Qatar dan bandingkan dengan Saudi Arabia kemarin. Jika anda memilih memboikot Indosat.....itulah yg diharapkan mereka, melemahkan Qatar. The Devil win without we even realize it....their stone hit 2: Qatar & Indonesia.
Dan terakhir...tahukah teman? Ada 40 juta, yup...gak salah. bukan 4000, bukan 4 juta, tenaga kerja profesional Indonesia di sektor formal disana? FYI, tenaga kerja kita di Saudi Arabia kurang lebih saat ini 7 juta dan kebanyakan di sektor infomal, alias PRT. Pilot pribadi dan supir pribadi sang Emir dan Syeikha Mozah pun orang Indonesia. Manager hotel dan pegawai industri hospitality di Qatar dikuasai oleh orang Indonesia. Belum lagi pekerja-pekerja profesional di bidang migas dimana Pertamina Indonesia mendapat kesempatan menggarap Blok migas di Sektor 3 Qatar..dengan pola konsensi, artinya kita memiliki ladang migas di Qatar. Dan permintaan tenaga kerja profesional Indonesia di bidang hospitality, farmasi, kesehatan, IT semakin meningkat. Bahkan Indonesia menjadi prioritas Qatar dalam mencari tenaga kerja terampil, seperti awal 2014 lalu dengan mengumumkan 500.000 lowongan pekerjaan.
Okay jek...jadi panjang bingit tulisan gw? wakakakaka. Jadi ini kayak si Om Trump pake jurus sekali tepuk 2-3 lalat langsung mati maunya. Pakai tangan Saudi Arabia cs menghantam Qatar...eeeeh, Indonesia bisa kena juga. Maksudnya si Om Trump siiih...tanpa kita sadarin gituuh. Pertanian kena, Energi dapet, Tenaga Kerja okay, IT udah kejadian. Wkwkwkwk...Duh Gustiiiii paringi mbois. Yang sini masih sibuk ama Kakak Ema dan Afi....Hellloooo, wake up dude!!! Mana Pancasila muuuu
#myjourney #workingmom #creativehead #indexpolitica #geopolitic #geostrategy #timurtengah #qatar #aljazeera

link lain : http://www.jagatngopi.com/qatar-oh-qatar/

Kapolda: Penyebar Chat Seks Rizieq - Firza Hacker dari Amerika

Kapolda: Penyebar Chat Seks Rizieq - Firza Hacker dari Amerika


08 Jun 2017

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengatakan bahwa penyebar konten chat seks tersangka Rizieq Shihab dan Firza Husein berasal dari kelompok peretas atau hacker yang mengatasnamakan diri sebagai Anonymous. Berdasarkan penelusuran penyidik pula, diketahui domisili penyebar awal konten mesum itu di Amerika Serikat.

"Itu dari luar, dari Amerika, Anonymous. Kami sedang lakukan penyelidikan," tutur Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2017).

Sebab itulah, lanjut Kapolda, mengapa penyebar dari konten mesum itu terbilang sulit untuk ditangkap. Dengan lokasi awal yakni Amerika, dugaan pelaku penyebaran berada atau bahkan berasal dari luar Indonesia pun menjadi mungkin.

"Ya itu kan dari luar, kami enggak gampang. Kalau di dalam (negeri) enak. Kami bisa langsung. Kalau luar kan kami mesti koordinasi dengan mereka (pihak Amerika)," jelas Iriawan.

Penyidik juga belum bisa memastikan adanya penyadapan terhadap telepon genggam milik Rizieq dan Firza dari kelompok Anonymous. Yang jelas, koordinasi antar-negara punya mekanisme tertentu dan jangan seenaknya dianggap mudah.

"Ini mesti koordinasi dengan pemerintah setempat. Tak segampang itu. Yang jelas kami lakukan terus," Iriawan memungkas.

copy dari : liputan 6

Tanggapan pengamat IT - Canny Watae


Penyebar Chat Seks Rizieq - Firza Hacker dari Amerika (????).
What????
Katanya dari kelompok Anonymous pula (?)
Kapolda Metro Jaya yang mengeluarkan statement ini baru saja "membebaskan" Habib Rizieq dari status tersangka. D'you know how?
Ada banyak poin yang dapat menggambarkan hal itu, dengan hanya menyimak pernyataan Kapolda Metro sebagaimana dilansir situs Liputan6 siang tadi.
Dengan menyatakan bahwa sumber konten yang digunakan kepolisian untuk menyangka HRS melakukan pelanggaran hukum adalah (dari) kelompok Anonymous, berarti Kapolda Metro telah menyatakan bahwa sumber data mereka adalah sumber yang belum dapat dipastikan validitasnya. Mengapa? Karena the Anonymous itu BUKAN organisasi resmi. Bagaimana bisa mengecek (validasi) sebuah konten apabila sumbernya bukan organisasi resmi?
Para Anons yang ada dalam kelompok Anonymous melakukan aktivitas peretasan mereka bukan atas dasar perintah (directives) "organisasi", melainkan lebih sebagai upaya mewujudkan ide. Ide-idenya datang dari siapa pun dalam paguyuban mereka, tanpa melihat apa "jabatan" si sumber ide (wong nggak ada struktur jabatan di sana, lha wong bukan organisasi resmi, lha mau dibilang organisasi juga bukan?). Nah, kalo ada ide "iseng" dari seorang Anon dirasa menarik oleh Anon lain (alasan mengapa dirasa menarik juga tergantung penilaian masing-masing) barulah terjadi aksi peretasan. Kalau mereka berhasil meretas masuk (seringnya adalah iya, berhasil), maka mereka secara "jantan" memberi "kabar" berupa perubahan tampilan situs yang diretas (hacked) bahwa situs tersebut "dikuasai" the Anonymous. Sepupu dari meretas adalah "menyerang". Dalam mode "menyerang", para Anons menyerbu server sebuah situs sampai situs web itu kewalahan merespons kunjungan, dan, down!
Pertanyaannya: Apa Polda Metro Jaya tidak salah cari? Katakanlah PMJ berhasil menemukenali satu, dua, sepuluh, atau seribu Anon, tidak ada barang bukti materiil yang dapat disita untuk menjadi alat validasi. Para Anons main ide. Bukan bermain edit-editan screenshot layar WhatsApp(!).
Mengapa pula saya bilang "edit-editan" di sini? Karena kalau toh berhasil meretas masuk ke server layanan WA (untuk mendapat material yang kemudian mereka posting ke internet melalui situs web), mereka bukan mendapatlan tampilan layar-layar hape yang sedang saling berkomunikasi WA (!). Kalau toh berhasil, mereka hanya akan mendapat data-data digital mentah yang harus mereka susun menjadi "seperti tampilan layar hape". Itulah makanya harus "ngedit gambar". Apakah para Anons akan sampe main ke level itu? Waduhhhh... Itu turun kelas, namanya. Setahu saya, senakal-nakalnya para Anons, kalau mereka "nyolong" material dari satu server, mereka ngambil "apa adanya". Mereka bukan ngambil data lalu "nyusun gambar". Ha ha ha... Memalukan bagi mereka. Sangat.
Oh iya. Kalau toh berhasil nyolong data dari server WA, Anons harus bisa membongkar enkripsi data terlebih dahulu. Mengenai enkripsi sudah saya tulis beberapa hari lalu. Nah, untuk membongkar enkripsi sebelum data bisa diketahui isinya itu butuh ilmu lain lagi. Butuh ilmu kriptografi. Bisa meretas atau menyerang sampai down sebuah situs, tidak berarti bisa menaklukkan enkripsi data. Sejauh ini, BELUM ada yang bisa membongkar enkripsi dengan teknik yang diadopsi WA. BELUM ada. Bahkan para insinyur pembuat teknik tersebut hanya punya peluang satu per sekian trilyun trilyun trilyun untuk dapat membongkar sebuah pesan yang telah terenkripsi. Dengan kata lain, hampir tidak mungkin screenshot chat mesum adalah hasil "produksi" the Anonymous.
Dari sudut pandang lain, sangat janggal apabila konten mesum itu dikaitkan dengan the Anonymous dilihat dari "bidang keahlian" mereka. Mengapa? Para Anons meretas situs web, atau meretas server tempat situs web berada (hosting), atau server tempat sebuah layanan berada (misalnya server tempat layanan internet-banking sebuah bank), untuk menguasai situs web tersebut (dengan mengganti tampilan situs) atau untuk membuat layanannya terhenti. Lucu rasanya membayangkan Anons meretas masuk ke server layanan WA lalu "berenang" di tengah "samudera" data dalam server tersebut untuk menemukan dua ekor ikan bernama berinisial HRS dan FH sedang bermesum ria. Sebelum berhasil mengidentifikasi bahwa kedua ikan itu adalah HRS dan FH pun, mereka harus menghabiskan jutaan tahun membuka jubah dan daster,.... Eh, salahhhh, ... enkripsi yang "membungkus" kedua ikan itu sebelum memastikan bahwa keduanya adalah HRS dan FH. Atau lucu juga membayangkan the Anonymous menyerang server WA sampai nyaris lumpuh lalu sebagai imbalan untuk penghentian serangan mereka minta data chat mesum HRS dan FH. Hahahahahahaa... Lucu sekali.
Kalau memang the Anonymous yang menjadi sumber awal konten mesum, maka kira kira apa ide di balik aksi mereka mendapat dan membocorkan konten itu? Meskipun masih susah masuk di akal bahwa Anons pelakunya. Atau minimal apa motivasi salah satu atau beberapa di antara mereka hingga meneruskan ide untuk mendapatkan data komunikasi HRS dan FH (jika memang ada komunikasi di antara keduanya dan berisi data/konten mesum)? Apa kira kira? Atau, adakah?
Setidaknya, dari apa yang dikemukakan Kapolda sendiri siang tadi, ada "titik terang" bahwa penyebar awal konten berdomisili di Amerika Serikat. Kalau si penyebar awal ini seorang anggota the Anonymous, maka, Kepolisian RI ke depan akan mendapat banyak kehormatan untuk membantu melacak anggota the Anonymous lain saat mereka melakukan aktivitas internet yang melanggar hukum di mana pun. Hebat, karena Kepolisian kita dalam langkah penyidikan mereka telah berhasil melacak anggota Anons! Mengapa? Karena sudah berhasil melacak sampai pada data domisili. Polisi-polisi di negara lain pasti ingin belajar dari kita.
Tetapi anehnya, oleh Kapolda terbilang sulit untuk ditangkap. Dengan lokasi awal yakni Amerika, dugaan pelaku penyebaran berada atau bahkan berasal dari luar Indonesia pun menjadi mungkin. Mengutip Kapolda, Liputan6 menulis: "Ya itu kan dari luar, kami enggak gampang. Kalau di dalam (negeri) enak. Kami bisa langsung. Kalau luar kan kami mesti koordinasi dengan mereka (pihak Amerika)," jelas Iriawan.
Kalau data pelaku sudah berhasil di dapat sampai pada tingkat domisili, paling mungkin situasinya adalah Kepolisian RI dalam hal ini Polda Metro Jaya telah mendapat bantuan dari aparat hukum di Amerika Serikat, dalam hal ini logisnya dengan bantuan (perantaraan) Interpol. Lha, kalau begitu, tinggal keluarkan status "Red Notice" saja, kan, agar Interpol bertindak menangkap si pelaku itu? Atau, kalau data sampai tingkat domisili itu ada, dan hasil dari usaha sendiri, tinggal menyerahkan ke Interpol saja, kan? Atau, via penyampaian kepada Kedutaan Amerika di Jakarta, bahwa, ada orang yang berdomisili di negara mereka diduga telah melakukan pelanggaran hukum, karenanya pihak Indonesia butuh bantuan penanganan. Bahwa kemudian orangnya melarikan diri dan menjadi susah ditangkap, itu lain soal. Setidaknya identitas dia, sebagai "orang yang melarikan diri" atau dalam terminologi kita di sini DPO, bisa dibuka. Dan kita semua menjadi tahu bahwa orang itu memang riil, ada, eksis. Bukan hanya orang dalam "angan-angan" yang telah membuat nama orang lain di Indonesia tercemar.
Demikian.

Jumat, 02 Juni 2017

Apakah saya tidak boleh curiga?

Apakah saya tidak boleh curiga?

Apa hanya saya yg baru sadar bahwa baru tahun ini 1 Juni menjadi hari libur nasional?

Iseng saya cek tahun lalu, betul tidak ada tanggal merah di 1 juni. Lalu saya cek tanggal 1 Oktober tidak ada tulisan hari kesaktian Pancasila seperti dulu, juga tidak pernah ada lagi upacara di 1 oktober di rezim Jokowi. Saya tanya apakah PNS upacara hr ini 1 Juni? Kebetulan yg saya tanya menjawab ya.

Kenapa rezim ini "seolah" ingin melupakan tanggal 1 oktober ? Hari dimana PKI tumbang setelah melakukan pembantaian yg sangat biadab di tanggal 30 September? Dan ditanggal 30 september tdk ada lagi pengibaran bendera setengah tiang maupun pemutaran film dokumenter. Seperti ingin menghapus ingatan rakyatnya tentang bahaya laten komunis. Seingat saya di rezim SBY sy masih ikut mengibarkan bendera 1/2 tiang.

Lalu baru saja saya baca tulisan pak Yusril Ihza Mahendra yg membuat saya membuka lagi catatan tentang lahirnya Pancasila, adalah benar yg disampaikan beliau bahwa Pancasila di gagas 1 Juni dan disahkan 18 Agustus. Well seperti layaknya bayi memang selalu dirayakan dan dikenang adalah saat dilahirkan bukan saat dibuat. Tapi ya sudahlah mgkn rezim ini lebih menyukai pancasila versi bapak Soekarno, yg isinya banyak perbedaan dari yg sekarang kita hafal, silahkan search sendiri biar tambah wawasan.

Namun adalah lumrah jika saya akhirnya menjadi curiga ada apa dgn rezim ini? Dan menjadi begitu ingin sekali bertanya kepada almarhum bapak Soekarno, pak jika seandainya bapak masih hidup dan melihat Indonesia sekarang, melihat kelakuan anak cucu bapak memimpin negeri ini, melihat partai anak bapak membuat kebijakan untuk negeri ini, apakah bapak akan bangga atau menyesal dan kecewa?

Hmmm... kalau dilihat dari senyumnya sih seperti ada tawa yg tertahan, tawa yg menutupi lara.

dicopy dari status akun Nina Khu di fb


Sementara itu dari hasil evaluasi RUU Terorisme yang diajukan Pemerintah oleh Pansus DPR :

video berasal dari akun youtube ISLAM AGAMA DAMAI



Kabarnya, :

Setahun Sebelum Memberontak, PKI Membuat Buku "Aidit Membela Pancasila"


2 Juni 2017

Gerakan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965 tak dapat dilepaskan dari peran salah satu tokoh bernama Aidit.

Menariknya Aidit pada tahun 1964 menulis sebuah buku dengan judul "Aidit Membela Panjtasila".

Dalam buku tersebut Aidit menuangkan pandanganya tentang Pancasila dan mencoba mengelabui publik Indonesia bahwa PKI seakan-akan menerima Pancasila, termasuk sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Menurut Aidit dengan menerima sila Ketuhanan berarti di Indonesia tidak boleh ada propaganda anti-agama, tetapi juga tidak boleh ada paksaan beragama. Paksaan beragama bertentangan dengan sila Kedaulatan Rakyat.

"Orang Indonesia yang tidak atau belum beragama, ia tetap bangsa Indonesia, tetap manusia yang harus diperlakukan secara adil dalam masyarakat. Tentang ini dengan tegas dikatakan oleh Presiden Sukarno bahwa “ada perbedaan yang tegas antara keperluan negara sebagai ‘negara’ dan ‘urusan agama.” ujar Aidit seperti dimuat di majalah Pembina pada 12 Agustus 1964.

Seiring perjalanan waktu, setahun kemudian tepatnya pada tahu 1965, PKI justru melakukan pemberontakan untuk mengganti ideologi Pancasila. Akibat pemberontakan tersebut telah mengorbankan nyawa rakyat tak berdosa.

Dengan meletusnya pemberontakan G30S PKI, maka klaim PKI sejalan dengan Pancasila dengan sendirinya tumbang.

Klaim sepihak PKI yang membela Pancasila merupakan salah satu gaya propaganda PKI untuk menarik simpatik publik kala itu dan meredam kecurigaan pihak-pihak yang menolak ideologi komunis.

tulisan dan gambar buku diambil dari : takbir.net