Minggu, 03 Juli 2016

Pelantikan Presiden tanpa Ribet

...sebenarnya gak suka dengan kontroversinya, namun setelah kemenangnnya ... sepertinya memberikan harapan yang lebih baik. Duhai sang penegak, perkuat advokasi untuk kehidupan yang lebih fair untuk menjadi lebih baik dan menjadi contoh bagi dunia...
Rodrigo Duterte
Mantan walikota Davao City, yang kontroversial itu menggulingkan seluruh kekuatan politik mapan di bilik suara, menjanjikan 'perang berdarah' pada kejahatan dan korupsi.

Dalam pidato pengukuhan ia berjanji untuk membuat perubahan besar dalam sistem politik negara itu.

Duterte, 71, yang telah hampir tidak pernah meninggalkan Davao sejak kemenangannya, mengambil sumpah dalam sebuah upacara kecil di Istana Malacanang di Manila.

Hanya media pemerintah yang diizinkan untuk meliput acara tersebut, tapi disiarkan secara langsung melalui streaming internet.

Kepada hadirin Duterte mengatakan bahwa ia akan memulihkan apa yang disebutnya 'erosi kepercayaan rakyat' terhadap para pemimpin, peradilan dan pegawai negeri.

Dia menambahkan: "Sebagai seorang pengacara dan mantan jaksa, saya tahu batas-batas kekuasaan dan kewenangan presiden. Saya tahu apa yang legal dan apa yang tidak."

"Saya tahu bahwa ada yang tidak setuju pada metode saya memerangi kejahatan. Mereka berkata bahwa metode saya ganjil dan sangat tipis di ambang batas ilegal."

Tapi, katanya, "kepatuhan saya pada proses dan aturan hukum, sama sekali tanpa kompromi. Anda urus tugas Anda dan saya urus tugas saya."

Duterte juga berjanji untuk menghormati semua perjanjian internasional dan kesepakatan perdamaian dengan pemberontak di dalam negeri.

Wakil presiden yang baru, Leni Robredo, dilantik pada upacara terpisah di Kota Quezon, di pinggiran ibukota.
Leni Robredo

Keduanya akan menjalankan satu kali masa tugas selama enam tahun, dan tak bisa dipilih lagi.

Ini untuk pertama kalinya pelantikan presiden dan wakil presiden dilakukan terpisah. Media lokal mengatakan, hal itu terkait dengan keinginan Duterte untuk dilantik dengan upacara kecil.

Namun Wakil Presiden Leni Robredo, seorang pegiat HAM dan pekerja sosial, oleh kepala sebuah kampung termiskin di Filipina, juga diambil sumpahnya dalam upacara yang lebih kecil.