Sabtu, 30 April 2016

Tantangan Pendidikan di Jaman Digital


”Total semua yang akan di blokir ada 22 game kekerasan tapi ada beberapa yang juga di selipkan pornografi, itu ada. Sementara yang sudah di Blokir ada 15 termasuk GTA ( Grand Theft Auto ). “ Ujar Erlinda, Sekjen KPAI.

Berikut List 15 Game Berbahaya Bagi Anak Versi Kemendibkud

1. Grand Theft Auto
2. Mortal Combat
3. Point Blank
4. Counter Strike
5. World of Warcraft
6. Call of Duty
7. Cross Fire
8. War Rock
9. Future Cop
10. Carmageddon
11. Shelshock
12. Raising Force ( Maksudnya Rising Force )
13. Atlantica
14. Bully
15. Conflict of Vietnam

Dampak Buruk Kecanduan Game

1. Perilaku Negatif
2. Tidak Peka Sosial
3. Menganggu Kesehatan
4. Gangguan Emosi
5. Mengalami Obsesi
6. Mendorong Ketidakjujuran
7. Tidak Mampu Mengendalikan Diri
8. Mempengaruhi Otak

Kalau ingin baca tanggapan pelaku industri dan beberapa komen gamers, bisa cek : www.inigame.id


Berkenaan dengan itu yang merasa sbg pelaku industri menyatakan sbg harus ada regulasi dengan tools yg disebut dengan Rating Game (misal : PEGI, ESRB dari negara lain). Dengan sistem rating bisa disegmentasikan menurut usia atau disesuaikan dengan kultur indonesia.

Sempat dianalogikan dengan film, pelaku industri menganggap game tidak dapat dibendung. Dimana di film ada LSF, maka untuk game perlu ada rating game.
Kalau dianalogikan dengan film, maka tentu akan ada film dewasa dalam arti hiburan pornografi juga yi hiburan game porno.

Mungkin atas dasar kondisi bahwa kalau di film sudah terlanjur susah, maka untuk game mumpung belum susah diatur. Untuk itu soal rating game ini oleh KPAI bersama Indonesia Children Online Protection (ID COP) menyatakan penolakannya terhadap Uji Publik Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik (release KPAI).

Adapun materi RPM itu sendiri (berupa file pdf) bisa didownload di : web.kominfo.go.id
Uji publik diumumkan melalui Siaran Pers NO.82/PIH/KOMINFO/10/2015 tanggal 16 Oktober 2015 yang dapat dibaca di : kominfo.go.id

Reaksi salah satu pelaku industri saat itu salah satunya bisa dilihat di : duniaku.net

Minggu, 24 April 2016

Apa Perbedaan Ormas dan Parpol

Tulisan menarik dari Budi Santoso yang mempertanyakan elit politik Indonesia tahun 2010-2015. Pantas untuk mempertanyakan apakah etis membentuk ormas kemudian menjadi partai politik ? ..uuh !

Apa itu Ormas dan Parpol?apa fungsi Ormas dan Parpol?berbeda? 

Ormas Dahulu Baru Parpol ?? Etis kah ???

Sebelum lebih jauh membahasnya saya akan menjabarkan apa itu Ormas atau Organisasi massa dan Parpol atau Partai Politik. Menurut kutipan dari Wikipedia Indonesia Organisasi massa atau disingkat ormas adalah suatu istilah yang digunakan di Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis. Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya: agama, pendidikan, sosial. Fungsi Ormas menurut Wikipedia lebih lanjut adalah sebagai sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar anggota dan/atau antar Organisasi Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan Pemerintah.[1]

Lalu apa itu Politik dan fungsinya samakah dengan organisasi massa atau ormas?? Menurut Wikipedia Indonesia, sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. [2]

Saya sengaja menebalkan tulisan pengertian tersebut diatas untuk menarik kesimpulan dari pengertian.  Ya seperti diliat tujuan pendiriannya , antara Ormas dan parpol sangat bertolak belakang. Pada zaman sekarang seperti diketahui pembaca, cara mendirikan Ormas atau Organisasi Masyarakat terlebih dahulu, setelah banyak massa lalu buat parpol atau partai politik sangatlah favorit bagi kalangan Elit politik saat ini. Para elit Politik berdalih pendirian Partai politik yang lahir karena pendirian ormas sebelumnya hanya untuk melakukan perubahan yang lebih baik.

Saya ingin menggambaran yang saya ketahui sekarang yang tadinya Ormas sekarang membentuk Parpol atau partai politik sebagai contoh Nasdem. Nasional Demokrat atau dsingkat Nasdem adalah organisasi masyarakat yang dicetuskan oleh Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Ormas ini dideklarasikan oleh 45 tokoh nasional di Istora Senayan, Jakarta pada 1 Februari 2010. Puncak acara pendeklarasiannya ditandai dengan pidato oleh pencetusnya yaitu Surya Paloh. Nasdem berupaya melakukan gerakan perubahan bernama Gerakan Restorasi. Gerakan ini dilandaskan atas tiga hal, yaitu politik solidaritas; ekonomi emansipatif dan partisipatif; serta budaya gotong-royong. Sebelum mendirikan Nasional Demokrat, Surya Paloh maju dalam perebutan calon ketua umum Partai Golongan Karya (Golkar). Namun pada perebutan itu, Surya kalah dari Aburizal Bakrie yang akhirnya memenangi dan menjabat sebagai Ketum Golkar periode 2009-2014[3]. Kekalahan ini menyebabkan banyak pihak menduga Nasdem didirikan Surya akibat kekecewaan kekalahannya di Golkar. Dan karena itu, Nasdem adalah cikal bakal sebuah partai politik (parpol) untuk kendaraan politik Surya dalam Pemilu 2014. Terlebih pengurus Nasdem yang terlibat sebagian besar berasal dari kalangan politisi.


Mengenai dugaan ini, baik Surya maupun pengurus lain membantah bahwa Nasdem adalah cikal bakal parpol. Namun demikian, beberapa pengurus mengakui berubah menjadi parpol tidaklah mustahil.[4]. ini yang menarik Surya Paloh bilang tidak jadi parpol sekarang jadi parpol, partai ini dengan gagahnya meyebut tagline “Gerakan Perubahan” , akhirnya sesuai dengan tagline akhirnya berubah atau membuat parpol dengan nama sama Partai Nasdem.


Pada 6 Juli 2011, seorang pendiri Nasdem, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan mengundurkan diri dari ormas ini. Hal itu dilakukannya karena kecewa Nasdem telah berubah menjadi partai politik dan berorientasi kekuasaaan.[5] Mungkin sebagian anggota Ormas nasdem juga banyak yang kecewa, para Elit politik kita sangat haus kekuasaan yang memperkaya dirinya sendiri bukan untuk rakyatnya, sangat disayangkan.


Pada tanggal 26 Juli 2011, Partai NasDem lahir sebagai partai politik baru di Indonesia. Akan tetapi, banyak pihak mengira Partai tersebut merupakan partai bentukan daripada Ormas Nasdem yang dibuat oleh Surya Paloh. Menanggapi hal tersebut, Dia membantah bahwa Partai itu tidak ada hubungannya dengan Ormas bentukannya.[6]


Tahun 2013 ini Partai Nasdem sendiri termasuk 10 Partai Politik yang lolos verifikasi dan ditetapkan sebagai peserta pemilu 2014. Banyak sekali yang Kontra atas yang dilakukan Nasdem yang dulunya Ormas Lalu buat Parpol dengan nama sama, Mereka menganggap para elit Politik indonesia hanya ingin kekuasaan tanpa memikirkan dasar pendirian sebagai ormas yang seblumnya membesarkan namanya. Kekuasaan juga yang akhirnya Hary Tanoesordibyo yang sering disingkat HT berpisah, penyebabnya Surya paloh, pendiri Nasdem ingin menjadi ketua umum dan semantara Hary Tanoesordibyo ingin Partai Nasional Demokrat ingin Dipimpin oleh kalangan Muda.[7].


Karena keberhasilan Nasdem ini dan telah “penceraian” antara Hary Tanoesordibyo dan Surya paloh, Hary Tanoesordibyo membuat  ormas PERINDO (Persatuan Indonesia) dengan mengusung perubahan. Pak Hary Tanoesordibyo alias HT tidak menampik PERINDO (persatuan Indonesia) ini akan menjadi partai Politik jika keadaan 2014-2019 masih sama dengan sekarang.[8]


Sekarang seakan akan menjadi trean situasi kondisi politik indonesia saat ini, kalau mau buat partai politik sebelumnya buat Ormas atau Organisasi Masyarakat yang mempunyai basis banyak massa lalu setelah banyak massa yang tertarik di dalamnya dibentuknya Parpol atau partai politik untuk mempermudah dalam pengenalan masyarakat atas parpol tersebut. Etiskah Cara tersebut ?? Saya pribadi tidak masalah jika tadinya organisasi masyarakat (ormas) sekarang membuat partai politik atau parpol dengan catatan memang untuk perubahan negara ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Yang tidak etis adalah jika pendirian awal Organisasi masyarakat (ormas) untuk menarik massa banyak lalu yang ujungnya pendirian partai politik (parpol) demi kekuasaan elit politik kita.

Tapi sayangnya negara kita hanya sedikit elit politiknya untuk kemajuan rakyatnya dan negara Indonesia tercinta ini, sisanya yang sebagian besar elit politik kita hanya ingin mencari popularitas dengan dikenal banyak orang, memperbanyak kekayaan buat anak cucu dengan cara yang tidak benar dengan cara korupsi atau “uang panas” yang tidak tau dari mana uang itu didapatkan, dan kekuasaan. Seandainya Neraka diperlihatkan mungkin para elit politik ini tidak akan mencari kekuasaan semata mata dan benar benar melakukan demi rakyatnya, dan mungkin peserta politik sedikit kalau diperliatkan neraka,,hehehe.

 Mungkin tidak disangkal juga perubahan Organisasi masyarakat (Ormas) ke partai politik (parpol) itu dikarenakan untuk merubah sesuatu peraturan melalui kekuasaan politik. Karena hanya partai politik (parpol) sebagai sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik untuk merubah negara ini menjadi lebih baik. Berubah bukan dari organisasi massa (ormas) ke parpol (partai politik) demi kepetingan golongan, berubah bukan untuk pribadi sendiri menjadi kaya, populer dan bangga mengisi jabatan penting di negeri ini tapi memang berubah untuk Indonesia ini menjadi lebih baik dan maju bersaing dengan negara negara lain. Sekian semoga bermanfaat. Maju terus Indonesia.


dicopy dari : budi-santoso.com tgl 25 pebruari 2013

bagaimana dengan Perindo ?

Perindo: Menggagas Politik Kesejahteraan

14 Februari 2015
Oleh Mardiansyah SP
Pengurus DPP Partai Perindo, Ketua Umum Dewan Dakwah Muslimin Indonesia (DDMI) DKI Jakarta


Diskursus partai politik dan masa depan demokrasi Indonesia selalu menghadirkan kehangatan tersendiri terlebih akhir-akhir ini di tengah ironi perpecahan partai politik besar Tanah Air, seperti Partai Golkar dan PPP.

Suguhan drama politik konflik elite bagi perjalanan demokrasi kita sangatlah tidak sehat, karena partai politik adalah cerminan demokrasi yang utama sehingga partai yang ”satu” (baca: tidak pecah) menjadi harapan sebagian besar rakyat. Dalam riuh rendah politik dan dinamika berpartai, rupanya tidak menghalangi satu kekuatan baru lahir sebagai poros alternatif rakyat menyalurkan aspirasi politiknya melalui partai baru besutan Hary Tanoesoedibjo, yakni Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Kelahiran Partai Perindo merupakan metamorfosa sekaligus transformasi dari Ormas Perindo sebelumnya yang mengusung tema besar mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat, dan berbudaya. Partai Perindo dengan jargon ”bersatu memimpin bangsa” setidaknya harus mampu memberikan jawaban atas kegundahan publik selama ini, utamanya apatisme rakyat akan keberadaan partai politik.

Apakah Partai Perindo (1) murni lahir ”dari” dan ”oleh” napas rakyat serta nantinya tumbuh bersama aspirasi rakyat yang menghendaki kesejahteraan Indonesia lebih baik; dan (2) mampu benar-benar menjalankan fungsi partai politik sejatinya bukan justru menambah kekisruhan, keruwetan, dan kebingungan masyarakat karena semakin banyaknya jumlah pilihan partai politik di samping yang sudah ada saat ini.

Dan sejak 7 Februari melalui deklarasi Partai Perindo, sejarah baru kehidupan partai politik mulai ditorehkan seraya menegaskan ijtihad politik kesejahteraan yang menjadi pilihan perjuangan partai Perindo sebagai ”part of solution” bukan ”part of problem”.

Kualitas Partai

Mendirikan partai baru bukanlah satu pekerjaan yang mudah meski alam demokrasi sekarang memberikan jalan dan ruang lebih terbuka. Partai baru bukan sekadar ”baru” dalam arti menambah jumlah akan tetapi bermakna baru dari segi kualitas.

Partai Perindo menjadi partai baru tidak an sich dalam wajah saja, melainkan baru juga dalam memberikan warna, platform perjuangan, misi dan program- program yang berkualitas untuk Indonesia masa depan. Pendirian partai politik yang berkualitas setidaknya mensyaratkan perencanaan menyeluruh disertai muatan sumber daya manusia yang menggerakkan organ partai itu sendiri, yang kita kenal dengan sebutan kader.

Pada bagian inilah kerap sejumlah partai politik di Indonesia kurang memberikan perha-tian serius, di mana kader sesungguhnya menjadi kunci penting dalam melahirkan partai yang berkualitas. Partai Perindo dituntut jelas dan tegas menerjemahkan pengertian kader secara utuh: ”sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar ”, di mana dalam diri seorang kader melekat integral kualitas individu dan juga organisasi yang akan membentuk kualitas partai secara keseluruhan.

Kader partai Perindo adalah pelopor, inspirator, motivator, dan mediator bagi individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya sehingga kaderisasi menjadi ujung tombak partai yang harus diprioritaskan dengan bertumpu pada tiga hal: pengetahuan dasar yang dimiliki, mampu memberikan solusi konstruktif atas berbagai permasalahan, dan tentunya berkiprah menghasilkan karya yang bermanfaat.

Kualitas berikutnya, yang berkaitan dengan proses rekrutmen anggota dan pengurus partai secara terbuka. Salah satu perbedaan Partai Perindo yang harus ditampilkan adalah kemampuannya membangkitkan kesadaran politik warga negara (khususnya anak-anak muda) serta ikut ambil bagian dalam aktivitas kepartaian.

Hak politik warga—politik kesejahteraan— yang belum sepenuhnya diakui maupun diakomodasi oleh partai politik selama ini ibarat pekerjaan rumah yang belum tuntas diselesaikan untuk bisa diwadahi dalam Partai Perindo. Bangsa yang besar ini telah sejak lama kokoh kuat di atas keberagaman dengan nilai-nilai budaya luhur dan sangat menghormati perbedaan.

Oleh karenanya, dengan pijakan ragam latar belakang serta suku, agama, ras yang berbeda-beda tanpa memilah dan memilih status ekonomi/ sosial, Partai Perindo harus menjamin sepenuhnya perlakuan dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk bergabung. Keluarga besar Partai Perindo tidak membedakan antara orang-orang yang berlatar belakang korporasi (dalam hal ini MNC Group) dengan orang-orang yang berlatar belakang ormas/ aktivis/ LSM/akademisi.

Kedua unsur tersebut adalah kekuatan besar yang sangat bisa bersinergi saling menguatkan bila dikelola oleh sistem rekrutmen dan manajemen partai yang cerdas sehingga wajah Partai Perindo tampil utuh sebagai partai politik representasi denyut nadi rakyat. Bagian selanjutnya, yaitu terbangun inklusivitas partai dalam kehidupan masyarakat dengan pengertian partai politik memiliki platform pergerakan yang dekat dan menyatu dengan rakyat (existing ) bukan dalam posisi ”mulai” bahkan ”akan” mendekatkan diri kepada rakyat bila ada kepentingan/ tujuan yang ingin dicapai.

Kesan umum publik terhadap partai politik yang hanya dimiliki oleh sekelompok elite/petinggi partai, merangkul dan mengakomodir kepentingan tertentu saja bahkan cenderung pragmatis hendaknya bisa ditepis sejak dini dan terbantahkan oleh sistem rekrutmen partai Perindo yang terbuka.

Anggota dan pengurus adalah kader partai yang tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Mereka harus mampu menampung keluh kesah, merespons aspirasi rakyat yang memerlukan solusi cepat sehingga tidak ada kesan Partai Perindo ”jauh” dari rakyat.

Ujian Eksistensi

Membuat terbilang lebih mudah ketimbang mempertahankan. Demikian halnya Partai Perindo sebagai pendatang baru di antara para senior partai politik lainnya, berhadapan dengan tantangan besar dunia perpolitikan Indonesia yang sangat ”unpredictable ”.

Mesin Partai Perindo dalam hal ini manajemen organisasi dan kepemimpinan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan, ujian, dan eksistensi partai di tengah masyarakat. Kualitas partai yang tadi sudah terbangun akan mencerminkan kader yang memiliki integritas dan kompetensi. Kader-kader partai inilah yang nantinya akan terus berada di garda terdepan merespons permasalahan bangsa dan hadir ”hidup” bersama rakyat.

Tantangan berikutnya adalah konsistensi dan fokus perjuangan Partai Perindo pada politik kesejahteraan, yang sama artinya dengan konsisten dan fokus berjuang melalui daerah-daerah. Dewan pimpinan daerah (DPD) yang tersebar di seluruh Indonesia sudah barang tentu menjadi tumpuan partai dalam menyosialisasikan dan menjalankan program kerja partai sekaligus menggerakkan masyarakat agar menjadi lebih sejahtera.

DPD-DPD melalui koordinasi dengan DPW dan DPP akan menjadi medan pertama implementasi kebijakan dan program Partai Perindo yang pro terhadap kesejahteraan rakyat di daerah. Berhasil atau tidaknya DPD-DPD memberikan hasil nyata yang bisa dirasakan rakyat serta-merta, akan menjadi parameter keberhasilan partai secara keseluruhan.

Hasil kerja nyata Itulah yang menjadi jawaban untuk eksistensi partai. Selain tantangan di atas, Partai Perindo juga dituntut mampu menerjemahkan fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik. Pilihan Partai Perindo mengusung politik kesejahteraan tentunya berkorelasi dengan sejauh mana kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya.

Namun, Partai Perindo tidak harus masuk dalam ranah dukung-mendukung, setuju atau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut melainkan berfungsi sebagai pemberi solusi alternatif kebijakan. Partai ini dibentuk salah satunya melihat potret kemiskinan yang terus bertambah dan kesejahteraan yang belum juga dinikmati oleh rakyat sehingga kehadirannya harus dipastikan sebagai solusi dengan tawaran alternatif kebijakan yang lebih tepat bagi pemerintah. Partai Perindo bersatu bersama rakyat membangun Indonesia sejahtera.

dicopy dari :  koran sindo

Rabu, 20 April 2016

Jejak Digital Para Buzzers

mengingatkan twiter Mahfud MD yang http://chirpstory.com/li/272182

Jejak Digital Para Buzzers

 

Kemarin, aku sempat lihat postingan dan share postingan Mbak Renny Fernandez pemilik akun @RennyFernandez yang postingan “KEPO” di Rusun Rawa Bebek korban gusuran Pasar Ikan, termasuk salah satunya…

Buatku itu luar biasa…

Awalnya mau ikutan share juga, tapi begitu istriku, yang kebetulan jurnalis, itu ngomong “Kok seperti settingan? Kok bisa dengan mudah masuk unit rusun tanpa penghuni? Kok… Kok…?”

Kemudian, jadi teringat berita yang diterbitkan oleh MetroTVNews di: http://www.metrotvnews.com/embed/RkjXE7gN

Dari sini kemudian, kita mendapati jejak-jejak buzzer-nya Koh Ahok, antara lain di akun-akun berikut: @vaiyo @RHadiwijoyo @prastow @hotradero @kangdede78 @RennyFernandez @hariadhi @ShafiqPontoh @jokoanwar @herreza @dianparamita @danrem @kurawa

Yaa, Mbak Renny Fernandez pemilik akun @RennyFernandez yang postingan “KEPO” di Rusun Rawa Bebek korban gusuran Pasar Ikan, termasuk salah satunya… ‪#‎upssssss‬

Dari olah data cuitan mereka di twitter selama seminggu terakhir pasca pemeriksaan Ahok di KPK, tepatnya dari tanggal 13/4/2016 - 19/4/2016 dengan retrieved data terakhir jam 15:33, atau artinya setelah jam segitu datanya belum diolah lagi.

Dari sini, maka dapat diketahui bahawa para buzzers ini sudah ngetwit dan diretwit sebanyak 4863 kali cuitan, di mana 1581 cuitan menyebut Ahok dan/atau memention @Ahok_BasukiTP atau @basuki_btp, dengan kata lain 33% timeline mereka berisi tentang Ahok.

Lebih detil, kita dapat mengetahui seberapa aktif para buzzer ini dalam ngetwit, ritwit maupun diritwit dalam gambar 1 - yang dihitung satu per satu frequency dari 4863 cuit mereka.

Selanjutnya, bagaimana “kinerja” menjadi buzzer Ahok dalam gambar 2, di mana di sini kita lihat dengan benar siapa yang benar-benar bekerja sebagai buzzer, setidaknya pasca pertemuan dengan Ahok beberapa hari sebelum pemeriksaan Ahok oleh KPK.

Akhirnya, kita hitung impact dari top 5 buzzer performance dalam gambar 3, dengan menghitung secara spesifik berapa banyak cuitan mereka tentang Ahok, diritwit, dishare, dan seterusnya oleh followers mereka, dengan perhitungan PageRank Algorithm dan cuitan Ahok tersebut, kita dapat mengukur secara presisi bahwa @kangdede78 dan @hariadhi hanyalah para buzzers yang cuma bisa berisik, @danrem sebagai buzzer penggembira, sedangkan @RennyFernandez dan @kurawa memang buzzers handal dan profesional!

*Sungkem untuk kedua buzzers yang kusebut terakhir, wabil khusus yaa ke mbak-mbak yang KEPO-nya tidak sederhana itu…

dari posting akun fb mahmud syaltout tgl 20 april 2016

Jumat, 01 April 2016

Rusaklah Negeri Ini

Rusaklah Negeri Ini dipimpin Petruk Oey yang dikendalikan Big Mama !

baratanews - 15 maret 2016

Bung Karno dikenal sebagai penggali dan penemu Pancasila namun tidak serta-merta anak-anaknya Bung Karno semuanya Pancasilais.
Rachmawati soekarnoputri yang merupakan salah satu putri Bung Karno pernah berkomentar keras tentang Kakaknya Megawati dalam beberapa kali pertemuan  dirumah kediamannya di Jatipadang pasar  Minggu, “Mega itu cuma anak biologis Soekarno,bukan anak Ideologi Soekarno,” Ujarnya.
Memang BIG Mama pernah jadi Presiden RI, tapi justru  malah Mencederai Rakyat, Bangsa dan Negara.
Mega ditolak  menjadi Presiden RI oleh SI-MPR 1999 namun lewat suatu Pemilihan kontroversial Mega selamat menjadi Wapres.
Dan atas Rekayasa AS bersama AR, BIG-Mama bisa naik menjadi Presiden.
Selama jadi Presiden, Sang Big Mama bukan menciptakan kesejahteraan malah menciptakan Skandal Super Mega yang sebagian besarnya tidak pernah tuntas di usut.
Beberapa skandal berikut telah melibatkan Mega dalam kapasitasnya sebagai Presiden waktu itu,yaitu :
  1. Skandal membangun POROS KOMUNIS Jakarta-Beijing-Moscow-Pyongyang;
  2. Skandal INDOSAT
  3. Skandal Korupsi SUKHOY
  4. Skandal INPRES 8/2002; dan
  5. Skandal UU PERBURUHAN/Outsourcing
Skandal yang terbesar adalah INPRES 8/2002, yang dikenal dengan  Inpres Release & Discharge yang meliputi :
  1. PEMBEBASAN TAIPAN Bank-bank korban Krismon dari penangkapan dan Hukuman, padahal Taipan-taipan itu ME-MARK-UP nilai asset-aset mereka dari Rp75 trilyun menjadi 430 trilyun.
  2. PEMBAYARAN BUNGA OBLIGASI sebesar 60-70 trilyun Rupiah/thn dari APBN kepada para Taipan-taipan tersebut TANPA BATAS WKT dan pmbayaran sudah terjadi sejak 2003 sampai sekarang.
Sri bintang Pamungkas menuturkan kepada saya  bahwa  sejak awal Pilpres Big Mama aktif memasarkan Joko Oey ke asing agar menjadi pemimpin NKRI,dan hasilnya rusaklah negeri ini dipimpin proxy PETRUK edan.
Rezim Proxy ini memberangus nalar rakyat dengan pencitraan yang merusak akal dan pemikiran rakyat.
Tidak ada jalan lain,tarik Mandat Jokowi dan luruskan kiblat Bangsa segera kembali ke UUD45  dan Pancasila yang asli.

Penulis

Eka Gumilar Ketua
Barisan Putra Putri Indonesia

copy dari : bataranews.com