Ibas dan Kontroversi $200.000
Rabu, 20 Maret 2013
http://www.kompasiana.com/Yulianis
http://polhukam.kompasiana.com/politik/2013/03/20/3/544465/ibas-dan-kontroversi-200.000.html (break)
http://politik.kompasiana.com/2013/03/20/ibas-dan-kontroversi-200.000-544465.html
http://politik.kompasiana.com/2013/03/20/ibas-dan-kontroversi-200.000-544465.html
Saat persidangan UNJ (universitas Jakarta) dengan 2
tersangka Bp. Tri dan Bp. Fachruddin, Saya, Rosa Mindo Manullang dan
Gerhana Sianipar menjadi saksi. Kami bertiga dalam perlindungan LPSK,
jadi kami bertiga saat persidangan di mulai turun bersama-sama, di ruang
sidang ternyata sangat banyak wartawan. Kami yg datang beriringan
saling dorong dengan wartawan, hhhhh susah sekali kami berjalan. Mungkin
para wartawan kaget kok bisa kami bertiga datang beriringan.
Kami
bertiga di ambil sumpah, setelah itu hakim memilih Gerhana Sianipar
menjalani kesaksian terlebih dahulu. Saya dan Rosa di persilahkan
kembali ke ruangan. Kami kembali ke ruangan yang sudah di siapkan oleh
LPSK. Sebelum kembali ke ruangan, Para wartawan sangat gigih bertanya
banyak hal…. Tapi karena rebutan dan berisik jawaban Saya tidak
terdengar oleh wartawan.
Setelah sidang
kesaksian Gerhana, yang berikutnya adalah Rosa. Dan Saya yang terakhir.
Kesaksian Saya dari jam 19.30 sampai jam 22.30. Saat Saya turun ke
ruang sidang, Saya lihat masih ada beberapa wartawan walaupun sudah
tidak terlalu banyak. Selesai sidang para wartawan tersebut tetap gigih
bertanya pada Saya. Dan Saya pun menjawab sambil berjalan.
Wartawan : Apa kabar bu…..
Yuli : Baik Alhamdulliah….. Mau tanya apa….
Wartawan : Ibas bu……
Yuli : Ohhhh itu….. yang benar $200.000 mas, yang beredar $900.000 itu salah
Wartawan : jadi yang benar $200.000 ya bu….. ibu yakin
Yuli : Ya iyalah…. Yang benar itu hanya $200.00, kan itu catatan Saya
Wartawan : Uang Hambalang ya bu….
Yuli : Bukan uang hambalang, di Permai Group tidak ada uang Hambalang
Wartawan : Dicatatan yg lain siapa aja bu….. Nurcahyo ini siapa…..
Yuli : Saya Cuma tertawa kecil…. Duhhh pokoknya yg di tangan mas itu catatan yg
tidak benar
Akhirnya
pengawal KPK dan LPSK menyudahi wawancara sekilas Saya. Mengenai
catatan saya….. saya yakin di catatan Saya Cuma $200.000,- tapi wartawan
mengartikan Saya yakin uang itu sampai ke Mas ibas $200.000,- . Pak
Nazaruddin dalam pelariannya sempat memberi pernyataan ke wartawan kalau
Mas Ibas mendapat aliran dana dari dia. Dan Saya saat persidangan Wisma
Atlet tahun lalu sudah memberi kesaksian di depan hakim mengenai aliran
dana ini. Saya hanya menguatkan perkataan dari Pak nazaruddin. Sampai
atau tidak uang tersebut bukan kepada Saya wartawan bertanya, karena
uang $200.000 tersebut saya memberikan langsung ke Pak Nazaruddin saat
menjelang kongres Demokrat di Bandung. Nama dari Ibas sendiri Saya
dapatnya dari beliau, Saya sempat kaget saat pak Nazaruddin memberitahu
Nama Ibas, saya bertanya kepada beliau.
Nazaruddin : Yuli siapkan uang $100.000 dalam 2 amplop coklat
Yuli : Iya pak. (Dan Saya pun menyiapkan amplop tersebut)
Yuli : Ini Pak, buat siapa?
Nazaruddin : Ibas
Yuli : Ibas…. Anaknya Pak SBY pak
Nazaruddin : Ia lah…. Siapa lagi
Wajah
Saya saat itu mungkin terlihat sangat kaget, Pak Nazaruddin terlihat
senang saya terkaget kaget, karena Saya ini orangnya tidak gampang
kaget. Masih terbayang di benak Saya senyum Pak Nazaruddin yg sumringah
saat menyebut nama Ibas sampai saat ini.
Jadi….
Tolong jangan sudutkan Saya. Saya hanya menyampaikan hal yang Saya tahu,
Saya alami dan Saya lakukan. Mengetahui kebenaran uang itu sampai atau
tidak, silahkan bertanya pada Pak Nazaruddin.
Banyak
orang berkata, kalo Saya bicara seperti itu baru saat sidang UNJ 13
Maret 2013, padahal saat sidang Wisma Atlet 25 Januari 2012 saya sudah
memberi kesaksian sama seperti ini. Tidak berubah dan tidak bertambah.
Yang perlu di periksa adalah, bagaimana catatan saya bisa berubah dari
$200.000 menjadi $900.000, siapa yg mengedarkan catatan tersebut, apa
motifnya, apa tujuannya, dari mana para wartawan itu mendapat catatan
Saya. Saya berani jamin jika yang sudah di mark up bukan dari Saya.
Semua
data Saya bukan hanya catatan mengenai IBAS sudah ada di KPK sejak 13
Juni 2011. Tinggal bagaiman KPK memakai data Saya dengan bijaksana. Saya
tidak mau di kendarai oleh siapapun, oleh POLITISI , POLISI, maupun
KPK. Saya hanyalah seorang wanita biasa yang secara kebetulan berada di
tengah-tengah perang para bintang. Dan Saya akan bicara apa adanya
walaupun sangat pahit yang Saya alami, Saya dengar, dan Saya kerjakan,
walaupun nyawa jadi taruhannya.
KEJUJURAN ADALAH KESEDERHANAAN YANG PALING MEWAH…..!!!!!!!!
Salam kejujuran.