Minggu, 04 September 2022

Piaraan untuk Fabrikasi Kebohongan dan Pecah Belah Warga

 

Rizal Ramli: BuzzeRP dan Influencer Fabrikasi Kebohongan yang Memecah Belah Bangsa

 

Sabtu, 12 Juni 2021

Ekonom senior, Rizal Ramli mulai resah dengan perilaku para buzzer pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Aktivis pergerakan yang menyebut para buzzer pemerintah dengan sebutan BuzzerRP itu menghadirkan ilusi dan mempabrikasi kebohongan untuk memecah belah anak bangsa.
Baca juga : Miris! BIN Ungkap 70 Persen Subsidi BBM Tidak Tepat sasaran dan Dinikmati Masyarakat Mampu

“BuzzerRP menghadirkan ilusi, mempabrikasi kebohongan demi kebohongan, memecah belah anak bangsa, dan akhirnya merusak fondasi demokrasi. Mereka dipelihara oleh kekuasaan. Cc @jokowi Mas @Dr_Moeldoko,” tulis Rizal Ramli, dalam Twitter yang diunggah belum lama.

Rizal yang getol mengkritik rezim pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo itu menyebutkan keberadaan buzzer justru merusak citra pemerintah.
Baca juga : Hadapi Tantangan Bangsa, Spirit Pasandeq Bisa Jadi Inspirasi

“@jokowi tidak mentertibkan buzzerRP dan influenser2 nora sehingga rusak citra Jokowi. YLBHI menyayangkan @jokowi tak mau tertibkan para buzzerRP padahal sangat merusak dan menodai citra istana Jokowi sendiri,” ujarnya.

Ekonom senior itu juga mempertanyakan jika influencer norak dan perusak bangsa itu tidak dibiayai oleh financier Jokowi apakah akan lebih baik bagi image dan kesatuan bangsa.

“Saya mau tanya apakah jika BuzzerRP dan influenser2 nora, yg merupakan sampah demokrasi, yg terus memecah bangsa dihapuskan /tidak dibiayai lagi oleh financier2 @jokowi akan lebih baik untuk image @jokowi dan kesatuan bangsa?” tanya Rizal.

Sebagai mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli mengaku mendapat serangan dari pendukung Joko Widodo di media sosial denga tiga kata.

“Ketika buzzerRP hanya punya 3 kata untuk menyerang RR: nyinyir, pecatan, tua — susah untk tidak menduga IQ mereka

Mantan Kepala Bulog itu mengatakan dirinya di-reshuffle Presiden Jokowi karena mendapat bujukan Jusuf Kalla karena bisnisnya terganggu. Padahal, sebelumnya, Jusuf Kalla dipecat oleh Presiden Gus Dur karena dia bermain dalam impor beras

“Yg dipecat Gus Dur itu Jusuf Kala krn main impor beras. Jabatan JK sebagai Kepala Bulog digantikan RR, yg dalam setahun naikin untung Bulog jadi Rp5 Triliun. RR dipecat Jokowi atas bujukan JK, yg bisnis Peng-Peng nya diganggu RR terutama objekannya di PLN. Jkw juga dibujuk taipan reklamasi untuk pecat RR krn stop reklamasi. Gitu aja repot,, cerdas dikit kek,” tuit Rizal Ramli di bagian lain dari Twitternya.

Sebelumnya, pegiat media sosial Denny Siregar buka suara terkait desakan sejumlah pihak kepada Presiden Jokowi untuk menertibkan para buzzer. Menurutnya, para pendukung Jokowi merupakan orang-orang mapan. Bahkan, mereka rela mengeluarkan uang untuk membela Jokowi.

"Yang gua kenal, pendukung @jokowi itu banyak banget yang mapan, bahkan banyak yang sosialita. Mereka bela Jokowi karena suka asja, bukan dibayar. Bahkan waktu kampanye mereka rela keluar uang," katanya dalam akun Twitter pribadi @Dennysiregar7 belum lama.

Karena itu, kata Denny, mereka tidak mungkin bisa ditertibkan karena mereka adalah orang merdeka.

"Kalau mereka ini dianggap buzzer, bagaimana bisa tertibkan mereka? Wong mereka merdeka, enggak pakai nasi bungkus," ujarnya.

Ia mengatakan sebenarnya tudingan buzzerRp itu muncul karena tudingan pihak yang kalah dalam kampanye di media sosial. Ia mengatakan jika para pendukung Presiden Jokowi sama seperti lebah, tenang saat tidak diganggu dan tampak tidak kelihatan.

"Tapi ketika ada yang mau merusak sarang, bzzzzzz. Bang jago saja ampun-ampun. Wajahnya bentol-bentol," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa buzz berarti dengung. Buzzer itu pendengung. Mirip lebah. Bersama, bersatu, mempertahankan sarang. Menyerang ketika diperlukan.

"Dan para buzzer, seperti gua, baru keluar ketika para kadal ingin menguasai dunia. Siapa lagi yang mau melawan keganasan kadal? Para domba?" katanya. (Very)


copy dari : indonews id