Sabtu, 17 September 2022

Wuih, PBNU Mendapat Celaan Munafik

 

PBNU Lunak pada Eko Kuntadhi, Faizal Assegaf: Mereka Satu Komplotan, Munafik!


Rabu, 14 September 2022

JAKARTA-Kritikus Faizal Assegaf sebut Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) lunak pada kasus penghinaan bernuansa seksual pada Ustadzah Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Fatimatuz Zahra alias Ning Imaz.

“Sudah saya tegaskan, mereka satu komplotan dan sangat munafik. Tumpul pada Abu Janda, Eko Kuntadhi, Yaqud, Dessy & kawanan buzzeRp, tapi tajam ke habaib, ulama dan umat Islam yang bersikap kritis,” tegas Faizal Assegaf dikutip dari akun Twitter pribadiya, Rabu (14/9/2022).

“Kalian mau bicara agama dengan segala topeng apapun, tetap umat semakin tdk percaya pd kalian!” tambah Faizal Assegaf.

Soal kasus ini, Faizal Assegaf diketahui beberapa kali menyebut munafik melalui akun Twitter pribadinya.

“Beginilah kelakuan kaum munafikin. Ngaku tokoh NU dan paling Islami, dituding tolol dan budak seks oleh Eko Kuntadhi, tetap nyinyiran,” singgungnya.

Karena hal itu, Faizal Assegaf menuding bahwa anggapan sebelumnya yang menyebut pelaku penghinaan adalah buzzer keliru.

“Kelihatan banget, kalau tudingan itu bukan dari buzzeRp, satu kolam sibuk teriak lapor dan tangkap. Mental busuk bertopeng agama!” Cetusnya.

Diberitakan sebelumnya, cuitan hinaan yang dimaksud merupakan unggahan aktivis media sosial Eko Kuntadhi. Ia mengunggah video ceramah ustadzah ponpes asal Kota Kediri, Jawa Timur, tersebut.

"Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan," demikian keterangan video yang diunggah akun @_ekokuntadhi, Rabu (14/9/2022).

(Arya/Fajar)

copy dari : fajar co id


 

Bandingkan Kasus Eko Kuntadhi dan Ust Maaher, Faizal Sindir PBNU: Kemunafikan Bertopeng Akhlak Palsu!

17 September 2022

GELORA.CO - Aktivis 98 Faizal Asseggaf kembali singgung Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), ia mempersoalkan kasus ujaran kebencian bernuansa seksual yang dilontarkan Eko Kuntadhi kepada Ustadzah Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Fatimatuz Zahra alias Ning Imaz.

Soal kasus ujaran kebencian yang menyeret Eko Kuntadhi, ia membandingkannya dengan kasus ujaran kebencian oleh Ustad Maaher At-Thuwalibi.

“Ustaz Maaher dilaporkan hingga mati, hanya lantaran sepenggal satiran yang jelas-jelas tidak melecehkan kesucian Islam,” tulis Faizal dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (16/9/2022).

Bahkan setelah Ustaz Maheer meninggal di Rutan Mabes Polri, (8/2/2021), hingga saat ini kata Faizal Asseggaf, PBNU belum memberi maaf.

“Faktanya: Tdk ada sikap moral dan kejujuran dari PBNU untuk memaafkan. Itulah kemunafikan betopeng akhlak palsu!” Tegasnya.

“Stop menipu umat dengan kebohongan dan kemunafikan!” Tambah Faizal Asseggaf.

Faizal Asseggaf menyebut tindakan Eko Kuntadhi sebagai kejahatan politik, Adapun kompromi PBNU dalam kasus ini, ia menyebutnya sebagai kemunafikan.

“Kejahatan politik Eko Kuntadhi dalam kasus Imaz yang berujung kompromi adalah bentuk kemunafikan PBNU dan loyalisnya pada umat Islam,” ucapnya.

“Mereka hanya sibuk penjarakan saudara muslimnya yang kebetulan berbeda politik. Tapi mnghadapi buzzer pembenci Islam, mereka sangat akur dan sibuk melindungi,” tandas Faizal Asseggaf.


copy dari : gelora co

Sabtu, 10 September 2022

Studi Kasus - Kepemimpinan Digital (Kominfo)


Mengenal Digital Leadership, Kepemimpinan Berbasis Teknologi dan Informasi Digital 

14 Januari 2022

Di era digital yang semakin cepat dan berkembang, berbagai aspek dalam kehidupan kini harus mulai beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam teknologi yang hadir.

Berbagai hal, seperti pendidikan, restoran, buku, bahkan hingga kepemimpinan sudah harus menerapkan sistem digital untuk dapat mengikuti perkembangan zaman.

Kepemimpinan di era digital atau yang lebih dikenal dengan digital leadership mutlak diperlukan oleh seorang pemimpin jika ingin memajukan dan mengembangkan perusahaan yang mereka pimpin.

Sebagai pemimpin, kini kita dituntut cepat tanggap dan melek akan teknologi supaya mampu menangkap pesan dari masyarakat untuk membawa perusahaan ke arah yang tepat dan lebih maju.

Mau tidak mau, sebagai pemimpin kita harus terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang setiap harinya tidak ada habisnya untuk dijelajahi dan dipelajari.

Namun, sebetulnya apa sih digital leadership itu sendiri? Bagaimana cara kita sebagai pemimpin mampu memiliki skill digital leadership?
 

Pengertian Digital Leadership

Digital leadership merupakan bentuk kepemimpinan yang memanfaatkan serta mempergunakan teknologi digital dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kemampuan seorang pemimpin untuk menguasai dan memahami dunia digital yang terus berkembang mutlak diperlukan agar kinerja dan prospek perusahaan dapat tumbuh lebih cepat dan besar melalui digital leadership.

Sebagai seorang pemimpin yang berbasis digital leadership, kita tidak akan berpatokan hanya pada masukan rekan kerja atau orang penting saja, tapi juga menggunakan data sebagai patokan untuk mengambil keputusan yang tepat dan akurat untuk perusahaan.

Dahulu kala, saat kehadiran dunia digital belum seperti sekarang, informasi-informasi terkait selera pasar, promosi, hingga pengembangan produk mesti melalui jalan tradisional dengan turun langsung ke lapangan.

Namun, kini kehadiran teknologi digital membuat kemudahan bagi seorang pemimpin untuk bisa mengakses semua informasi tersebut hanya melalui dunia digital.

Maka dari itu, akan sangat penting jika seorang pemimpin memiliki kemampuan digital leadership agar bisa memenuhi target perusahaan di era digital.
 

Skill Digital Leadership yang Harus Dimiliki oleh Seorang Pemimpin

1. Paham akan Teknologi Dunia Digital

Kemampuan pertama yang mutlak dikuasai oleh seorang pemimpin di era digital ialah memiliki skill atau pemahaman mengenai teknologi yang terus berkembang.

Seorang pemimpin harus mengerti dan peka akan teknologi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai target, termasuk membiasakan para pegawai generasi tua untuk mulai beradaptasi dengan keberadaan teknologi.

2. Komunikasi

Skill yang satu ini memang sudah terkenal harus dimiliki oleh seorang pemimpin, apalagi jika berbasis digital leadership yang menuntut komunikasi secara intens melalui teknologi mutakhir yang hadir.

Akibatnya, komunikasi secara langsung terhadap karyawan akan semakin berkurang dan digantikan dengan cara virtual, sehingga seorang pemimpin harus mampu mempunyai kemampuan menyampaikan pesan yang efektif agar bisa dipahami oleh para karyawan.

3. Inovatif

Pemimpin yang melek teknologi pun harus selalu inovatif dalam mengembangkan ide bagi produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen, serta mendorong karyawan agar terus kreatif dalam menghasilkan ide-ide yang cemerlang.

Tanpa adanya inovasi, sebuah perusahaan akan dengan mudah ditinggalkan oleh para pelanggannya, sehingga dibutuhkan sosok pemimpin yang selalu inovatif dan mau berkembang di tengah persaingan dunia digital yang semakin ketat.

4. Visioner

Pemimpin yang memiliki digital leadership harus selalu memiliki visi yang kuat dan jelas agar mampu mempengaruhi para karyawan untuk percaya akan tujuan dan rencana yang dibangun oleh perusahaan.

Menularkan keyakinan yang kuat terhadap karyawan akan visi perusahaan merupakan tugas seorang digital leader agar bisa menyatukan visi bersama antara karyawan dan perusahaan menjadi sebuah kesatuan yang solid.

5. Mampu Beradaptasi

Pemimpin yang memiliki kiblat digital leadership harus mampu beradaptasi terhadap perubahan sistem kerja yang semakin dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital.

Kemampuan beradaptasi yang kuat menjadikan sosok pemimpin di era digital mampu menangkap momen dan membuat strategi serta keputusan yang tepat di tengah pesatnya perkembangan dunia digital.

Bagaimana? Apakah sejauh ini kamu sudah mulai memahami apa itu digital leadership? Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai kepemimpinan, buku leadership berikut ini akan sangat cocok untuk dibaca.

Buku On Leadership: Tidak Harus Menjadi Bos untuk Memimpin yang ditulis oleh Jo Owen ini akan memberikan ilmu tentang cara bagaimana menjadi seorang pemimpin tanpa harus menjadi bos.

Isi dari buku ini bisa menjadi panduan praktis bagi seluruh mitos, mode, teori, dan fantasi tentang kepemimpinan, sehingga kamu dapat memilah fakta dari fiksi dan mitos dari realitas.

Jo Owen mampu memberikan teori dan praktik yang kredibel berdasarkan penelitian, studi bisnis, teori kepemimpinan, hingga wawancara yang mendalam, sehingga isi dari buku ini tidak perlu dipertanyakan lagi.

Bagi kamu yang sudah merasa siap untuk belajar menjadi pemimpin yang baik, kamu bisa membeli buku ini di Gramedia.com.


copy dari : buku-kompas | Penulis : Fahri Fauzi Rasiha 

 

Studi Kasus

Minggu, 04 September 2022

Piaraan untuk Fabrikasi Kebohongan dan Pecah Belah Warga

 

Rizal Ramli: BuzzeRP dan Influencer Fabrikasi Kebohongan yang Memecah Belah Bangsa

 

Sabtu, 12 Juni 2021

Ekonom senior, Rizal Ramli mulai resah dengan perilaku para buzzer pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Aktivis pergerakan yang menyebut para buzzer pemerintah dengan sebutan BuzzerRP itu menghadirkan ilusi dan mempabrikasi kebohongan untuk memecah belah anak bangsa.
Baca juga : Miris! BIN Ungkap 70 Persen Subsidi BBM Tidak Tepat sasaran dan Dinikmati Masyarakat Mampu

“BuzzerRP menghadirkan ilusi, mempabrikasi kebohongan demi kebohongan, memecah belah anak bangsa, dan akhirnya merusak fondasi demokrasi. Mereka dipelihara oleh kekuasaan. Cc @jokowi Mas @Dr_Moeldoko,” tulis Rizal Ramli, dalam Twitter yang diunggah belum lama.

Rizal yang getol mengkritik rezim pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo itu menyebutkan keberadaan buzzer justru merusak citra pemerintah.
Baca juga : Hadapi Tantangan Bangsa, Spirit Pasandeq Bisa Jadi Inspirasi

“@jokowi tidak mentertibkan buzzerRP dan influenser2 nora sehingga rusak citra Jokowi. YLBHI menyayangkan @jokowi tak mau tertibkan para buzzerRP padahal sangat merusak dan menodai citra istana Jokowi sendiri,” ujarnya.

Ekonom senior itu juga mempertanyakan jika influencer norak dan perusak bangsa itu tidak dibiayai oleh financier Jokowi apakah akan lebih baik bagi image dan kesatuan bangsa.

“Saya mau tanya apakah jika BuzzerRP dan influenser2 nora, yg merupakan sampah demokrasi, yg terus memecah bangsa dihapuskan /tidak dibiayai lagi oleh financier2 @jokowi akan lebih baik untuk image @jokowi dan kesatuan bangsa?” tanya Rizal.

Sebagai mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli mengaku mendapat serangan dari pendukung Joko Widodo di media sosial denga tiga kata.

“Ketika buzzerRP hanya punya 3 kata untuk menyerang RR: nyinyir, pecatan, tua — susah untk tidak menduga IQ mereka

Mantan Kepala Bulog itu mengatakan dirinya di-reshuffle Presiden Jokowi karena mendapat bujukan Jusuf Kalla karena bisnisnya terganggu. Padahal, sebelumnya, Jusuf Kalla dipecat oleh Presiden Gus Dur karena dia bermain dalam impor beras

“Yg dipecat Gus Dur itu Jusuf Kala krn main impor beras. Jabatan JK sebagai Kepala Bulog digantikan RR, yg dalam setahun naikin untung Bulog jadi Rp5 Triliun. RR dipecat Jokowi atas bujukan JK, yg bisnis Peng-Peng nya diganggu RR terutama objekannya di PLN. Jkw juga dibujuk taipan reklamasi untuk pecat RR krn stop reklamasi. Gitu aja repot,, cerdas dikit kek,” tuit Rizal Ramli di bagian lain dari Twitternya.

Sebelumnya, pegiat media sosial Denny Siregar buka suara terkait desakan sejumlah pihak kepada Presiden Jokowi untuk menertibkan para buzzer. Menurutnya, para pendukung Jokowi merupakan orang-orang mapan. Bahkan, mereka rela mengeluarkan uang untuk membela Jokowi.

"Yang gua kenal, pendukung @jokowi itu banyak banget yang mapan, bahkan banyak yang sosialita. Mereka bela Jokowi karena suka asja, bukan dibayar. Bahkan waktu kampanye mereka rela keluar uang," katanya dalam akun Twitter pribadi @Dennysiregar7 belum lama.

Karena itu, kata Denny, mereka tidak mungkin bisa ditertibkan karena mereka adalah orang merdeka.

"Kalau mereka ini dianggap buzzer, bagaimana bisa tertibkan mereka? Wong mereka merdeka, enggak pakai nasi bungkus," ujarnya.

Ia mengatakan sebenarnya tudingan buzzerRp itu muncul karena tudingan pihak yang kalah dalam kampanye di media sosial. Ia mengatakan jika para pendukung Presiden Jokowi sama seperti lebah, tenang saat tidak diganggu dan tampak tidak kelihatan.

"Tapi ketika ada yang mau merusak sarang, bzzzzzz. Bang jago saja ampun-ampun. Wajahnya bentol-bentol," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa buzz berarti dengung. Buzzer itu pendengung. Mirip lebah. Bersama, bersatu, mempertahankan sarang. Menyerang ketika diperlukan.

"Dan para buzzer, seperti gua, baru keluar ketika para kadal ingin menguasai dunia. Siapa lagi yang mau melawan keganasan kadal? Para domba?" katanya. (Very)


copy dari : indonews id