Rabu, 01 Mei 2019

Situng KPU Dibuat Untuk Apa ?

KPU Menutup pendaftaran Pilpres 2019

 

 

 

 

KPU: Data Situng Bukan Hasil Resmi Penghitungan Suara

Selasa, 30 April 2019

suarasurabaya.net - Arief Budiman Ketua KPU RI menekankan data yang ditampilkan dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) bukan merupakan hasil resmi penghitungan suara.

"Situng bukan hasil resmi penghitungan perolehan suara. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan secara berjenjang sesuai tingkatannya dalam rapat pleno terbuka," kata Arief di Jakarta, Selasa (30/4/2019).

Terkait adanya laporan dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi atas adanya 9.440 entri data yang salah dalam Situng, Arief menjelaskan bahwa data dalam Situng adalah data yang disalin petugas apa adanya dari formulir C1 yang diterima dari setiap TPS.

"Data entri yang ditampilkan pada menu Hitung Suara adalah data yang disalin apa adanya sesuai dengan angka yang tertulis pada Salinan Formulir C1 yang diterima KPU Kabupaten/Kota dari KPPS. Jadi jika C1 itu tertulis 123 maka dimasukkan 123, ditulis apa adanya," jelas Arief seperti dilansir Antara.

Jika kemudian terdapat kekeliruan pengisian data pada formulir C1, dapat dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Dia menegaskan jika ada kesalahan pada C1, KPU tidak boleh berinisiatif mengoreksi melalui Situng melainkan harus melalui rapat terbuka di kecamatan.

"Jadi salah kalau bilang sekarang ini salah, ini nggak cocok. Kami kan menyalin apa adanya dengan C1, jika kemudian ternyata salah maka dikoreksi di kecamatan melalui rapat pleno terbuka," jelas dia.

Adapun Bawaslu sebelumnya telah meminta KPU RI untuk berhati-hati dalam memasukkan data dalam Situng. Meski demikian masyarakat diminta untuk memahami bahwa data dalam Situng bukan merupakan data resmi penghitungan suara.

Penghitungan suara akan direkapitulasi secara bertingkat dan dihadiri seluruh pihak termasuk para perwakilan peserta pemilu.(ant/iss/ipg)

copy dari suarasurabaya.net


KPU Akui Potensi Kecurangan Petugas Input Data Situng

Minggu , 21 April 2019

JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengakui adanya potensi kecurangan yang dilakukan petugasnya saat menginput data hasil perhitungan suara pemilu ke Sistem Informasi Perhitungan (Situng).

Pengakuan merupakan tanggapannya atas protes Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang menyebut adanya petugas KPU yang curang.

"Nanti kita cek ya. Kan ada yang sengaja, ada yang... Saya tidak bisa menyimpulkan ini apakah terjadi kesengajaan atau human error, atau tidak sengaja atau bagaimana," kata Arief Budiman saat ditemui di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (21/4/2019).

Dia menjelaskan kalau kesalahan input data yang terjadi saat ini, pernah terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya. Faktor utamanya disebabkan oleh kesalahan input data oleh petugas. Sehingga ia beranggapan kalau kejadian salah input data hasil penghitungan suara pilpres di 9 TPS murni kesalahan petugasnya (human error).

Sebelumnya, BPN Prabowo-Sandi memprotes KPU. Mereka menduga KPU melakukan kecurangan karena adanya kesalahan input data hasil penghitungan suara pilpres yang keliru, yakni jumlah suara Prabowo-Sandi di dalam Situng berbeda dengan hasil penghitungan suara yang tercatat dalam form C1.

Ketidaksesuaian ini lantas ditanggapi oleh KPU dengan menyebutkan sembilan TPS yang terindikasi telah salah dalam melakukan input data. Di antaranya berasal dari Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di TPS 17 Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela yang sudah dikoreksi KPU.

Lalu di Lombok Tengah TPS 03 Desa Gonjak Kecamatan Praya sedang dalam koreksi penginputan. Di DKI Jakarta, tepatnya di TPS 93 Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur pun sudah dikoreksi KPU.

Kemudian di TPS 10 kelurahan laksamana, Dumai, Provinsi Riau sudah dikoreksi penginputannya. Lalu di Jawa Tengah ada dua TPS yakni di TPS 25 Kelurahan Banjarnegoro, Kecamatan Martoyudan, Kabupaten Magelang sudah dikoreksi. Di TPS 7 Kelurahan Rojoimo Kecamayan Wonosobo masih dalam proses penginputan.

Di Maluku ada satu TPS, yaitu di TPS 6 Kelurahan Lesane Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah sudah dikoreksi. Di Banten, tepatnya di Serang TPS 39 Kelurahan Cipete Kecamatan Curug. Terakhir TPS yang melakukan salah input jumlah suara Pilpres ada di Jawa Barat di TPS 15 Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Sukabumi. (ryo)

copy dari sinarharapan.co