Senin, 26 Februari 2018

Nasionalisme di Era Melinea

Indonesia memiliki proyek pembangunan kereta api cepat. Negara yang pernah diberitakan berminat antara laian Jepang, RRC dan Jerman. Namun menurut berita tersebut Jepang dan CIna lebih berani dibandingkan Jerman.

Sindir Jokowi, Komikus Jepang Ini Minta Maaf

Onan menyampaikan permohonan maafnya secara khusus kepada presiden Jokowi
26 Februari 2018


JAKARTA, JITUNEWS.COM - Sejumlah pihak di tanah air geram dengan postigan Onan Hiroshi yang menyindir proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan menampilkan karakter mirip Presiden Joko Widodo. Komikus Jepang ini akhirnya menyampaikan permohonan maafnya atas postingan kartunnya yang menyindir Presiden Joko Widodo soal proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Onan menyampaikan permohonan maaf melalui akun twitter miliknya.

Ucapkan Selamat Kepada PDIP, Fahri Minta Semua Calon Mulai Adu Program

"I,m sorry. beggar is over Excessive demands. I was heat up. but now cooldown," tulis Onan dalam akunnya @hiroshionan, pada hari Minggu (25/2).

Onan juga menyampaikan permohonan maafnya secara khusus kepada presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia. Dia mengaku sangat menyesal dan akan menarik kembali postingannya terkait sindiran ke Jokowi soal proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Karya Komikus Jepang Hina Jokowi sebagai 'Pengemis', Ini Tanggapan Fadli Zon dan Fahri Hamzah

"Mr, president JOKOWI and Indonesian everyone, and Indonesia gov I,m Really sorry. I am shame. I take back picture, I,m sorry," tulis Onan lagi.

Komikus Jepang Onan Hiroshi yang Sindir Jokowi Minta Maaf

Permohonan maaf Onan di Twitter juga disampaikan dengan sebuah gambar seseorang seorang berbaju hitam yang tengah bersujud.Sebelumnya,

PDIP mengaku tidak senang dan berharap pemerintah menyampaikan nota protes ke Pemerintah Jepang.

"Sesuatu yang tidak menyenangkan. Artinya Presiden kita ditampilkan dalam komik yang sebenarnya tidak terlalu wajar juga dalam etika ketimuran. Karena itu saya kira pemerintah perlu menyampaikan nota protes kepada pemerintah Jepang supaya menyampaikan itu kepada pers di sana," kata Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali, pada hari Minggu (25/2).

copy dari : jitunews.com

-------------

Wartawan Senior: Sindiran Kartunis Jepang Tepat, Jokowi Harus Batalkan KA Cepat Jakarta-Bandung

24 Pebruari 2018

Sindiran kartunis asal Jepang, Onan Hirosi, cukup tepat melihat mangkraknya proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Dalam kartunnya, Hiroshi menggambarkan Indonesia sebagai “pengemis kereta api cepat”.

Pendapat itu disampaikan wartawan senior Rene Pattiradjawane menyikapi kartun sindiran Onan Hirashi yang menjadi viral.

Rene bahkan meminta Presiden Jokowi untuk membatalkan proyek KA Cepat Jakarta-Bandung. “Seorang kartunis Jepang @hiroshionan menggambarkan Indonesia apa disebutnya 高速鉄道乞食  (Kosoku tetsudo kojiki, pengemis kereta api cepat), sindiran tepat melihat mangkraknya proyek HSR JKT-BDG…mungkin Presiden @jokowi harus nyatakan batal proyek ini, tidak ada manfaat diteruskan,” tegas Rene di akun Twitter @renepatti.

Sementara presenter televisi Agung Izzulhaq di akun Twitter @agungizzulhaq menulis: “Beginilah persepsi sang kartunis Jepang tentang negeriku……kalau ada yang jago bahasanya silakan dilabrak.”

Onan Hiroshi pada 21 Februari 2018, di akun facebook memposting karikatur dengan gambar Presiden RI Joko Widodo, Presiden China Xi Jinping, dan PM Jepang Shinzo Abe, terkait proyek kereta cepat.

Dalam karikatur itu Onan membubuhkan caption/tulisan dalam bahasa Jepang 高速鉄道乞食  atau “Pengemis kereta berkecepatan tinggi”.

copy dari intelijen
------

Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta, China Yes, Jepang No

30 september 2015

Indonesia menjatuhkan pilihan kepada Cina dan meninggalkan proposal Jepang. Pejabat Indonesia menerangkan, Cina terpilih karena berani memberi fasilitas pinjaman senilai 5 milyar Dolar AS tanpa menuntut jaminan.

Tadinya, ada dua raksasa yang memperebutkan proyek besar ini: Cina dan Jepang. Jerman juga ingin mengajukan proposal, tapi kedua negara itu yang punya tawaran lebih berani. Pemerintah Indonesia dan Presiden Jokowi sempat menunda keputusan itu untuk mempelajari lebih baik lagi tawaran dari masing-masing negara.


Pemerintah Indonesia tadinya ingin membangun layanan keretan api super cepat (150 km/jam), namun karena biayannya terlalu tinggi lalu beralih ke kereta api kecepatan menengah.

Kereta api Cepat Ankara-Istanbul di Turki (2014), konstruksi China Railway Construction Corporation Limited (CRCC)

Para analis ekonomi menyatakan, jika berhasil, pemenang tender pertama dari Indonesia ini bisa punya prospek cerah untuk mengerjakan proyek-proyek serupa di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Tawaran Cina lebih menarik

Presiden Jokowi akhirnya memutuskan memilih Cina untuk menjalankan proyek kereta api cepat, karena kondisi yang ditawarkan Cina tidak terlalu memberatkan. Selain itu, Cina juga berjanji akan melakukan alih teknologi lebih banyak ketimbang proposal dari Jepang.

"Pemerintah Cina punya keberanian untuk tidak meminta jaminan dari Indonesia," kata Gatot Trihargo, asisten deputi di Kementerian BUMN kepada kantor berita Reuters hari Rabu (30/09/15).

"Sementara negara-negara lain seperti Jepang dan Jerman meminta jaminan dari pemerintah, dan kami tidak mampu ini karena anggaran kami terbatas," tambahnya.

Dengan memenangkan proyek penting ini, Presiden China Xi Jinping dianggap cukup berhasil membentuk jalur perdagangan penting bagi negara itu, sesuai dengan prinsip "Satu Jalur Satu Jalan": Yaitu membangun jaringan pelabuhan, jalur kereta api dan jalan tol yang nantinya bisa membantu perluasan kegiatan perdagangan, investasi dan pengaruh politik di kawasan Asia.

Lobi Jepang sampai menit-menit terakhir

Sampai menit-menit terkahir, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan lobi-lobi kencang untuk memenangkan tender kereta api cepat Jakarta-Bandung itu.

Untuk Jepang, kekalahan proyek rel ini merupakan satu kerugian cukup besar, terutama setelah upaya-menit terakhir oleh Jepang untuk memberikan tawaran yang lebih baik dari Cina.

"Pemerintah Jepang masih percaya bahwa proposal kami lebih baik dan paling layak," ucap Kijima, pejabat Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. "Kami berharap, di masa depan mereka akan lebih transparan dan adil," tambahnya.
hp/yf (rtr, afp, dpa)

copy dari : DW.com