kompas 22 September 2016
Google sedang terbelit masalah pajak di Indonesia. Perusahaan
internet itu disebut oleh Dirjen Pajak menunggak pembayaran pajak dalam
lima tahun terakhir. Utang pajak Google pada 2015 saja ditaksir mencapai
Rp 5 triliun. Lantas, dari mana sumber pendapatan Google?
Posisi
strategis Google tak lepas dari banyaknya portofolio bisnis yang
dimiliki, sehingga pundi-pundi duitnya juga mengalir dari segala
penjuru. Selama 2015 saja, penghasilan Google mencapai 75 miliar dollar
AS atau Rp 987 triliun.
Bisnis inti Google sendiri adalah mesin
pencari. Perusahaan yang lahir dari teras rumah tersebut tak ubahnya
"kiblat" informasi bagi masyarakat maya, mulai dari mencari resep
makanan hingga harga saham teranyar.
Tak berhenti di mesin
pencari, Google kemudian membuat layanan-layanan turunan semacam Gmail,
YouTube, Search, Drive, Maps, hingga Play Store. Tiap layanan punya
fungsi yang signifikan untuk membantu aktivitas sehari-hari masyarakat
modern.
Di sisi lain, Google pun terbantu karena pengguna dengan sukarela -dan mungkin tak sadar-
telah menyerahkan informasi personal. Apa musik yang disukai si A?
Bagaimana kebiasaan si A menonton YouTube? Apa yang sering dicari si A
di Search? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut terhimpun di
Google.
Meski terkesan remeh-temeh, informasi itu sejatinya
bernilai emas bagi pengiklan agar tepat sasaran dalam memasarkan produk
dan jasanya.
Nah, pengiklan ini yang menjadi kunci utama
pemasukan Google. Untuk lebih rinci, setidaknya ada lima pintu masuk
duit ke kas Google, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (22/9/2016) dari berbagai sumber.
1. AdWords
Dari
75 miliar dollar AS penghasilan Google pada 2015, sebanyak 52,4 miliar
dollar AS (Rp 689 triliun) atau mayoritasnya, berasal dari AdWords.
Fitur tersebut memungkinkan pengiklan menjangkau khalayak online dengan beriklan di platform Google.
Jika
Anda pernah mencari suatu informasi, misalnya "bunga murah" di
kolompencarian Google, Anda bakal mendapati beberapa baris hasil
penelusuran teratas yang disematkan embel-embel "Ad". Informasi itu
dipasang oleh pengiklan yang menggunakan fitur AdWords Google.
Google AdWords
Tak
cuma di Search, AdWords juga malang-melintang di layanan Google
lainnya, semisal YouTube dan Maps. Intinya, format iklan yang terpatri
di layanan milik Google merupakan AdWords, baik bentuknya banner, teks, video, gambar, rekomendasi, dll.
Rentang pembayaran AdWords pun beragam, sesuai dengan tool yang digunakan pengiklan. Makin banyak tool
yang dipakai, iklan akan tersampaikan ke pasar yang spesifik dan sesuai
sasaran. Setiap klik yang didapat pengiklan punya nilai bayaran ke
Google.
2. AdSense
Fitur iklan ini paling populer di kalangan publisher atau kreator. Pemilik website atau kerap disebut blogger dan kreator YouTube alias YouTuber adalah dua pihak yang mendapat untung paling besar dari AdSense.
Secara singkat, AdSense merupakan sarana beriklan, di mana Google memediasi pengiklan dengan para kreator yang punya massa online. AdSense ini sangat menitikberatkan traffic suatu blog atau view suatu channel YouTube.
AdSense
merupakan sumber pendapatan kedua Google setelah AdWords. Pada 2015
lalu, dari keuntungan 75 miliar dollar AS, kontribusi Google AdSense
mencapai 15 miliar dollar AS atau setara Rp 197 triliun.
3. AdMob
AdMob sejatinya sama dengan AdSense, namun untuk platform mobile. AdMob ini digunakan oleh para pembuat aplikasi Android.
Jika Anda pernah bermain game atau mengunduh aplikasi di Play Store, biasanya muncul iklan beruba banner di sudut bawah aplikasi atau tiba-tiba muncul di layar depan. Itulah salah satu wujud AdMob.
Perlu
digarisbawahi, pada AdWords, AdSense, dan AdMob, pengiklan cuma
membayar jika iklannya diklik oleh masyarakat maya. Harga tiap kliknya
pun beragam, sesuai dengan tool yang digunakan.
Pada
AdWords, duit iklan serta merta masuk ke Google. Sementara itu, pada
AdSense dan AdMob, Google harus membagi penghasilan ke kreator.
4. Freemium
Selain AdWords, AdSense, dan AdMob, pendapatan Google lainnya berasal dari layanan Freemium. Jangan harap pendapatan dari sumber ini akan spektakuler seperti yang sudah-sudah.
Digabung dengan pemasukan-pemasukan "receh" Google lainya, kontribusi layanan Freemium ke kas Google cuma 7,2 miliar dollar AS atau Rp 94 triliun pada 2015.
Freemium
sendiri merupakan model bisnis di mana Google menawarkan fitur dasar
kepada pengguna dengan batasan tertentu. Pengguna harus membayar untuk
memaksimalkan fitur tersebut.
copy dari : tekno.kompas.com