Sabtu, 16 Maret 2013

WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (1)

WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (1)
29 January 2012
http://www.kompasiana.com/Yulianis
http://politik.kompasiana.com/2012/01/29/wisma-atlet-21-april-yang-mencekam-1-434638.html



Pa… Mama berangkat ya…. saat itu jam 7:00, Assallamualaikum….. Waalaikum salam…. Suamiku menjawab. Setiap pagi rutinitas kami seperti itu, kami berangkat masing-masing. Saya ke arah Mampang, Suami ke arah Jati Warna bekasi. sedangkan saat itu kami tinggal di daerah Jati Asih.

Hari itu Kamis 21 April 2011, 9 bulan yang lalu.

Tidak terbesit sedikitpun di otak Saya hari itu menjadi titik balik yang menyeret kehidupan Saya dan Keluarga ke dalam badai puting beliung kancah politik yang begitu hebat sampai mengguncangkan Indonesia dan juga Internasional. Selama perjalanan Saya sudah termenung menung, sudah hampir 4 bulan ini kantor kami sedang dalam keadaan yang tidak enak. Sejak Januari kasus Daniel Sinambela, Saham Garuda, dan PLTS (Solar Sell Depnakertrans) perasaan Saya tambah kacau balau, 2 minggu belakangan keadaan tambah tegang, jadi di mobil selama perjalanan rumah ke kantor otak melanglang buana di masalah-masalah yang Saya hadapi.

Sampailah saya di gedung TOWER PERMAI jam 8:30, pagi Bun…. security menyapa Saya, di kantor memang sudah biasa Saya di panggil BUNDA oleh staf  TOWER PERMAI. Sudah hampir 2 minggu Pak Nazar tidak pernah datang ke kantor, karena menurut beliau ada yang sedang menjebak beliau supaya tersangkut dalam kasus PLTS, Pak Marisi Matondang (Dir PT.Mahkota Negara dan Berkah Alam Berlimpah) juga di suruh tiarap oleh Pak nazar dan Saya tidak tau di mana Pak Marisi, karena rumah Pak Marisi yang di bekasi sudah hampir 1 bulan dikosongkan. Di rumah Pak Marisi Bekasi sudah beberapa kali di datangi orang-orang yang mengaku dari KPK. Pak Marisi sedang di cari-cari KPK untuk di mintai keterangan masalah PLTS.

Sampai di ruangan Saya menelphon assistent Pak Hari (Dirut Mandiri Sekuritas) untuk membuat janji bertemu jam 3 sore untuk membicarakan  Saham Garuda kami yang bermasalah. (Saham Garuda akan Saya ceritakan dalam segmen tersendiri)

Jam 10:00 Saya di panggil oleh Pak Doni untuk kordinasi di lantai 6, saat Saya naik sudah ada Pak Albert di sana. Akhirnya mulailah kami berdiskusi

Pak Doni bener nggak sih berita 3 hari yang lalu “beberapa hari yang lalu driver salah satu direksi mengajukan berhenti, driver itu di ajak temannya untuk melamar hari Senen, ternyata temannya itu mengajak dia melamar menjadi supir di KPK, hari Senen itu dia langsung di test untuk pengetahuannya jalan-jalan di Jakarta, test pertama dia di suruh ke daerah tebet dekat lapangan Ros, dan berhenti di kantor kami yang di TEBET, setelah itu ke perumahan Cipinang di sana adalah daerah rumah ibu ROSA, lalu ke daerah rawamangun di sana berhentinya di dekat rumah ibu MINARSIH, dari situ dia di suruh ke arah warung buncit mereka berhenti di daerah dekat kantor kami yang di MAMPANG (TOWER PERMAI) selesai di sana langsung menuju arah pejaten dekat rumah Pak Nazaruddin.” hal itu Saya tanyakan karena gara-gara itu Saya di panggil Pak Nazar jam 22:00 dan di perintah untuk membereskan semua data keuangan, Senen malam itulah Saya bertemu Dede Yusuf sedang berbicara dengan ibu Bertha. Selasa pagi kami keuangan langsung beres-beres, dan karena ibu Neneng sedang Umroh, maka data-data keuangan di masukan ke dalam kamar kos-kosan, biasanya data-data keuangan di ambil oleh ibu Neneng di masukan ke gudang yang kami sendiri tidak tau keberadaannya. Pak Doni bicara ya udah taro aja di sana dulu sampai bu Neneng pulang Umroh. setelah itu Pak Albert bicara, Ah itu cuma gertak sambal aja supaya kita panik, tenang aja……

Akhirnya setelah selesai kordinasi Saya turun, saat itu sudah pukul 12:00,  keadaan lantai 3 sepi hanya ada 1 org kasir dan 2 staf IKPP (pabrik CPO yang berada di Pekan baru), staf Saya selebihnya bekerja di Apartemen Rasuna sambil membawa data yang tidak di masukkan ke dalam kamar kos-kosan karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, tanggal 30 April kami harus pelaporan pajak tahunan seluruh perusahaan Pak nazaruddin, dapat dibayangkan saat itu kami sedang sibuk sekali, tapi keadaan menegangkan. Jam 1:00 beberapa staf datang dari Apartement Rasuna, termasuk Oktarina Furi, Okta melanjutkan pekerjaan di kantor, karena Okta bingung dengan isi brangkastnya, kan tidak mungkin isi brangkast Okta di pindahkan ke kamar kos, maka brangkast di ambil keputusan uang akan di setor ke Bank, yang lain di masukkan ke kotak kardus. Tapi kami tidak berencana menyetor hari itu, Okta harus Cash Opname terlebih dahulu sebelum di setor.

Jam 1:30 Saya meninggalkan kantor untuk bertemu dengan assistent Pak Hari(Dir.ManSek) untuk bertemu jam 3 sore, Sampai di sana Saya bicara berdua, jam 5:00 Saya kembali ke Kantor. Dikantor lantai 3 hanya ada Okta, Neni kartini saja, saat itu sudah hampir magrib