Rabu, 29 April 2009

Chen Shi dan Pencuri

Seribu tahun yang lalu, ada seorang yang bernama Chen Shi, dia adalah seorang yang pintar dan terpelajar, oleh sebab itu penduduk di daerah tempat tinggalnya sangat menghormatinya. Chen Shi adalah seorang yang disiplin terhadap diri sendiri, dia tidak mencuri, tidak berkata bohong, suka membantu orang lain. Dia juga mendidik anak dan cucunya dengan disiplin yang ketat, di setiap kesempatan dia selalu menasehati anak dan para cucunya. Karena dia selalu mendidik dan menasehati mereka dengan cara yang ramah, anak cucunya selalu mendengar nasehatnya.

Tahun ini, di tempat tinggalnya terjadi bencana banjir, banjir besar ini merendam semua sawah, padi tidak dapat dipanen sehingga ribuan orang kelaparan, banyak diantara mereka yang jadi pengemis, banyak diantara orang miskin yang kelaparan menjadi pencuri menyebabkan kampung ini tidak aman lagi.

Pada suatu malam, bulan purnama bersinar dengan terang, malam sangat sepi, seorang pencuri masuk ke rumah Chen Shi bermaksud mencuri, pada saat itu dia mendengar suara terbatuk, pencuri berpikir : Waduh ! Penghuni rumah terbangun, saya harus bersembunyi dimana supaya tidak ketahuan ? Dia sangat ketakutan. Semakin takut dia semakin panik tidak tahu harus bersembunyi dimana. Pada saat itu ia memandang keatas dia melihat sebuah tiang besar diatas atap rumah. Ha..ha ! Saya mendapat akal ! Akhirnya pencuri ini memanjat ketiang besar dan bersembunyi diatas atap rumah, setelah susah payah naik dengan tangan gemetar dia memeluk tiang dan bersembunyi, dia tidak berani bernafas dengan kuat karena takut ketahuan, dia berpikir saya sembunyi disini pasti tidak ketahuan. Saya akan menunggu sampai pemilik rumah tidur lalu turun kebawah dan mencuri barang-barangnya.

Pada saat ini, pemilik rumah membawa sebuah lampion memasuki ruangan tempat persembunyian pencuri itu. Dia bermaksud membaca buku, begitu dia menengadahkan kepalanya keatas atap rumah dia melihat sebuah kain biru, seperti baju seseorang dia langsung tahu bahwa pencuri bersembunyi dirumahnya, tetapi dia tidak sibuk berteriak atau menangkap pencuri, dengan perlahan-lahan dia meninggalkan ruangan ini.

Nah adik-adik sekalian apakah kalian heran ? Kita lihat apa yang dilakukan Chen Shi.

Chen Shi perlahan-lahan membangunkan anak dan cucu-cucunya dan mengajak mereka ke ruangan tempat pencuri berada. Lalu dengan suara yang serius dia menasehati anak dan cucu-cucunya : "Anak dan cucu-cucuku, kehormatan adalah prinsip dasar kita sebagai manusia, disetiap kesempatan walaupun kita hidup dengan susah kita harus mempunyai disiplin yang ketat terhadap diri sendiri, jangan karena alasan apapun membuat kita berbuat jahat dan tidak jujur, kalian semua harus ingat nasehat saya ini."

"Kami akan mengingat nasehat ini selamanya" jawab anak cucu Chen Shi dengan suara keras. Tetapi mereka tidak tahu kenapa Chen Shi membangunkan mereka dan menasehati mereka pada tengah malam ini. Anak dan cucunya saling pandang dalam hati mereka berpikir : "Pasti terjadi sesuatu yang gawat!"

Chen Shi melanjutkan nasehatnya : "Sebagian orang jahat mereka bukan dilahirkan sudah jahat, tetapi karena mereka tidak dapat berdisiplin kepada diri sendiri, lama kelamaan sifat mereka makin lama makin jelek sehingga sudah menjadi sebuah kebiasaan yang sudah tidak bisa diubah lagi, akhirnya benar-benar menjadi seorang penjahat, seperti tuan yang bersembunyi diatas atap rumah kita ini adalah orang yang demikian, kalian jangan karena miskin lalu menjadi penjahat, tahukah kalian, jika berbuat jahat, kelak akan menjadi lebih miskin lagi atau akan kena penyakit ? "

Anak dan cucunya mendongakkan kepalanya melihat keatas atap rumah "Oh ! Rupanya ada pencuri bersembunyi diatas atap rumah kami !" Pada saat ini anak dan cucunya baru sadar kenapa mereka dinasehati malam-malam begini, mereka semua merasa perkataan Chen Shi sangat benar dan bijak.

Pencuri yang bersembunyi diatas atap rumah, mendengar perkataan Chen Shi sangat kaget : " Oh rupanya saya dari tadi sudah ketahuan." Bersamaan dengan itu pencuri juga sangat terharu dengan nasehat Chen Shi. Pencuri berpikir : "Tuan rumah ini dari tadi sudah tahu saya bersembunyi disini tapi tidak menangkap saya, malah dengan sabar menasehati saya. Saya harus berterima kasih kepada tuan rumah ini ! Akhirnya pencuri turun dari atap rumah dan berlutut didepan tuan rumah sambil menangis berkata : "Tuan, apa yang tuan katakan sangat benar, saya tahu saya telah berbuat salah, lain kali saya tidak akan mencuri lagi, tolong maafkan saya ! Sambil tersenyum ramah Chen Shi berkata : " Melihat tampangmu, engkau bukan seorang penjahat, jangan karena miskin kita menjadi penjahat, dengan berbuat jahat kita akan semakin miskin dan kena penyakit ! Sesudah sampai dirumah coba engkau simak dengan baik nasehat saya ini, berubah sekarang masih sempat." Setelah Chen Shi berkata demikian, lalu dia memalingkan kepalanya ke anak sulungnya dan berkata: " Anakku, coba engkau lihat dirumah kita masih ada bahan makanan apa ? Bagikan sedikit kepada tuan ini." Pencuri menerima sekarung beras dari anak sulung Chen Shi dengan berlinang air mata. Ketika dia meninggalkan rumah Chen Shi mulutnya masih komat-kamit mengucapkan terima kasih yang tak terhingga : "Terima kasih... terima kasih, kalian sekeluarga benar-benar orang yang baik hati, lain kali saya tidak akan mencuri lagi." (Sumber Minghui school/H)

dicopy tanpa ijin dari erabaru dot co dot id