Selasa, 10 Maret 2009

Ribuan Warga di Blitar Berebut Air Berkah

Berita ini mengenaskan akidah menjadi taruhan. dicopy dari Media Indonesia Edisi 10 Maret 2009 dengan reporter Edy Saputra.

Sedikitnya 3.000 warga menghadiri upacara wisata ritual yang diberi nama Siraman Gong Mbah Pradah di halaman Kantor Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim), Selasa (10/3) sekitar pukul 10.00 WIB.

Siraman Gong Pradah atau membersihkan sebuah gong peninggalan tahun 1720 yang dipercaya kermamat merupakan even yang paling ditunggu warga setempat. Upacara siraman ini dilakukan daam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Mereka berkeyakinan air rembesan bekas membersihkan gong milik pengikut Pangeran Diponegoro dari Surakarta itu bisa membawa berkah. Seperti membawa pelaris dagangan, obat penyakit sampai mudah mendapatkan jodoh. Seperti kemarin saat gong dibersihkan dengan cara disiram di atas panggung khusus setinggi lima meter langsung disambut ribuan warga.

Mereka rela berdesakan untuk sekedar mendapatkan percikan air dari gong yang kemarin disiram oleh Bupati Blitar Herry Noegroho. Nyaris terjadi kericuhan, saat ribuan warga mencoba mendekati panggung. Puluhan anggota Satpol PP dan Polisi dikerahka untuk mengamankan acara itu. Banyak warga yang kecewa karena gagal mendapatkan air meski sudah membawa botol dan wadah lainnya.

"Tapi lumayanlah, tadi rambut saya sudah basah kena rembesan air," ujar Bambang,35, warga Sutojayan yang berharap dagangannya laris karena air tersebut. Berdasarkan legenda warga setempat menyebutkan Mbah Pradah adalah jelmaan dari seekor harimau jadi-jadian. Harimau ini konon akan keluar jika gong yang dulunya dibawa pengikut Pangera Diponegoro melarikan diri ke Blitar dipukul.

Sejak lama gong dengan diameter 1 meter itu tersimpan di pendapa Kecamatan Sutojayan. Dalam setahun dilakukan siraman sebanyak dua kali yakni pada bulan Islam yakni Robiul Awal dan Muharram. Acara siraman ini juga menjadi agenda pariwisata tetap di Jawa Timur dan Kabupaten Blitar. (ES/OL-02)